Top Bisnis Online

Trading dan Investasi

ad1

Iklan Gratis

Tampilkan postingan dengan label BacaanShalawat. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label BacaanShalawat. Tampilkan semua postingan
Amalan Shalawat Sahabat, Para Imam, Waliullah, Auliya wa Shalihin (7)

Amalan Shalawat Sahabat, Para Imam, Waliullah, Auliya wa Shalihin (7)

Inilah kita, 14 abad telah berlalu sepeninggal wafatnya Rasulullah S.a.w, namun tak akan bisa memutus cinta dan kerinduan kita kepada Nabi Muhammad S.a.w. Empat belas abad jarak antara kita dengan Rasulullah S.a.w, namun cinta kita tidak bisa terputus oleh jarak sepanjang itu. Kita tetap mencintai Nabi Muhammad S.a.w. Kita tidak melihat Rasul, tidak berkumpul dengan Rasul, tidak mendengar suara Rasul. Tetapi kita mencintai Nabi Muhammad S.a.w. Inilah yang paling menggembirakan hati Sang Nabi. Tidak ada yang lebih menggembirakan Beliau daripada para umatnya yang mengikuti sunnah Beliau S.a.w.

Allah S.w.t amat menyayangi makhluk-Nya, firman-Nya: “Wahai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi Muhammad dan ucapkanlah penghormatan kepadanya.”. Inilah panggilan Rabbul Alamin bagi hamba-hamba-Nya untuk masuk ke dalam limpahan Rahmat dan Karunia-Nya, masuk ke dalam kelompok para malaikat yang dekat dengan-Nya, yakni mereka yang bershalawat dan mengucap salam untuk Nabi Muhammad S.a.w.

Dan panggilan ini hanya untuk orang-orang beriman, ini menunjukkan suatu keistimewaan dimana yang bershawalat dan salam ini adalah bagiannya mereka yang telah dekat dengan_Nya, yakni orang-orang yang beriman. Maka Ini memperlihatkan bahwa mereka yang banyak bershawalat adalah mereka yang paling kokoh dan mantap keimanannya.

Dan siapakah mereka yang banyak bershalawat? tentu saja yang senantiasa mengingat Beliau S.a.w, dan tak ada yang dapat mengalahkan ingatan dari seorang pecintanya. Seorang pecinta tak akan pernah luput dan lalai ingatannya kepada yang dicintai. Inilah diantara samudera makna mengapa Nabi S.a.w mewajibkan kita agar mencintainya. Agar kita dapat memahami hakikat sebuah cinta, dimana ‘rasa cinta’ adalah bagian ‘terkuat’ yang ada pada diri manusia, dan ini sangatlah berbahaya bila jatuh kepada hal lain selain yang dapat membawanya kepada keridha’an Allah S.w.t.


Shalawat ke-72


Artinya: "Ya Allah, dengan-Mu aku bertawassul, dari-Mu aku meminta, kepada-Mu dan karena-Mu dan karena-Mu-bukan karena sesuatu Diri-Mu aku rindu. Aku tidak meminta dari-Mu selain Diri-Mu dan tidak meminta dari-Mu kecuali kepada-Mu. Ya Allah, aku bertawassul kepada-Mu dalam perkenan itu dengan wasilah, yang teragung dan keutamaan yang terbesar; yakni Sayyidina Muhammad, manusia pilihan, orang yang suci dan diridhai, serta Nabi pilihan. Dengannya aku memohon kepada-Mu agar Engkau memberikan shalawat kepadanya dengan shalawat yang bersifat abadi, lestari, dan mandiri; serta bersifat Ilahiyah dan Rabbaniyah, dimana ia menyaksikan bagiku hal itu di dalam mata ke-sempurnaanya dengan kesaksiannya makrifat terhadapanya; juga kepada keluarganya dan para saha-batnya. Sebab, Engkaulah penolong atas itu. Tiada upaya dan kekuatan melainkan dengan pertolongan Allah Yang Maha Tinggi lagi Maha Besar.".

Shalawat ke-73


Artinya: "Ya Allah limpahkanlah shalawat atas Ahmad, utusan-Mu. Aku memohon kepada-Nya, ya Allah, dengannya, dan dengannya aku memohon kepada-Mu; agar Engkau melimpahkan shalawat kepadanya; dengan shalawat yang hakiki, untuk mengkhususkan dengannya, yang umum dalam seluruh kesatuan huruf dan nama serta dalam seluruh tingkatan akal dan ilmu; dengan shalawat yang berkesinambungan, yang tidak mungkin dipisahkan dengan cara dicoba atau sara lainnya, bahkan mustahil secara akal maupun naqli; juga kepada keluarga dan para sahabatnya. Limpahkanlah pula kesejahteraan yang banyak kepadanya.".

Shalawat ini dan shalawat sebelumnya (yang ke-72) berasal dari sumber yang sama yaitu, dari 'Arif Rabbani, Sayyid Muhammad Wafa' Al-Syadzili R.a., yang tertulis dalam kitab Masaliku al-Hunafa'.

Shalawat ke-74


Artinya: "Ya Allah, limpahkanlah Shalawat, Salam, dan berkah, kepada orang yang karenanya seluruh alam menjadi mulia; limpahkanlah shalawat, salam, dan berkah kepada Sayyidina Muhammad yang Engkau tampakkan dengannya petunjuk kebajikan, limpahkanlah shalawat, salam dan berkah kepada Sayyidina Muhammad yang telah menjelaskan bagian terkecil dari Al-Quran, limpahkanlah Shalawat, salam, dan berkah kepada Sayyidina Muhammad, pemimpin orang-orang terkemuka dan penyebab keberadaan setiap manusia, dan limpahkanlah shalawat, salam, dan berkah kepada Sayyidina Muhammad yang membangun tiang-tiang syariat bagi alam manusia dan jin, yang menjelaskan perilaku tarekat bagi orang-orang yang bertanya, dan yang merumuskan ilmu-ilmu hakikat bagi orang-orang arif

Limpahkanlah ya Allah, shalawat, salam, dan berkah kepadanya dengan shalawat yang sesuai dengan kedu-dukannya yang mulia dan derajatnya yang tinggi. Lim-pahkanlah kesejahteraan yang banyak dan selalu. Ya Allah, ya Rahman, ya Rahim.

Ya Allah, limpahkanlah shalawat, salam, dan berkah kepada Sayyidina Muhammad yang telah menghiasi mah-ligai hati, menampakkan rahasia yang gaib, dan pintu semua yang dipinta. Limpahkanlah ya Allah, shalawat dan salam kepadanya selama matahari menyinari alam Lim-pahkanlah shalawat, salam, dan berkah kepada orang yang telah mengucapkan kepada kami dengan ban-tuannya, kedermawanan. Ya Allah, ya Rahman, ya Rahim.

Ya Allah, limpahkanlah shalawat kepada Sayyidina Muhammad, dengan shalawat yang mendekatkan orang-orang jauh diantara kami ke hadirat Rabbaniyah, dan membawa orang-orang yang dekat dari kami ke maqam ilahiah yang tidak berujung. Limpahkanlah ya Allah, sha-lawat kepadanya dengan shalawat yang melapangkan dada, memudahkan urusan, dan menyingkap tabir, serta limpahkanlah pula kesejahteraan yang banyak, sampai Hari Kiamat. Amin."

Shalawat di atas adalah yang dibaca oleh Sayyid Mushtafa Al-Bakri di saat mengakhiri wiridnya yang dikenal dengan Wird al-Sikhr.

Shalawat ke-75


Artinya: "Ya Allah, limpahkanlah shalawat atas Sayyidina Muhammad dengan semua shalawat yang Engkau sukai baginya, dan dalam setiap waktu yang Engkau sukai atasnya.

Ya Allah, limpahkanlah kesejahteraan kepada Sayyidina Muhammad dengan semua kesejahteraan yang Engkau sukai baginya, dan dalam setiap waktu yang Engkau sukai atasnya, Shalawat dan salam semoga selalu (tercurah) menurut keabadian-Mu, sebanyak jumlah yang Engkau ketahui, setimbang dengan apa yang Engkau ketahui, se-penuh apa yang Engkau ketahui, dan sebanyak tinta ka-limat-Mu, serta berlipat-lipat ganda dari itu.

Ya Allah, bagi-Mu-lah pujian dan syukur sebanyak itu pula, atas semua itu dan di dalam semua itu; juga kepada ke-luarganya, sahabat-sahabatnya dan saudara-saudaranya."

Shalawat ini berasal dari Sayyid Murtadha Al-Zubaydi.

Shalawat ke-76 (Shalawat Imam Al Hanbali)


Artinya: "Ya Allah, limpahkanlah shalawat dan salam kepada Sayyidina Muhammad, dengan shalawat yang menjadi pintu yang disaksikan bagi kami di sisi Allah, dan yang menjadi tirai yang tertutup di sisi musuh-musuhnya, juga kepada keluarga dan para sahabatnya.".

Shalawat ke-77


Artinya: "Ya Allah, aku memohon dengan asma-Mu yang agung yang tertulis dari cahaya Wajah-Mu yang Maha-tinggi dan Mahabesar; yang kekal dan abadi, di dalam kalbu Rasul dan Nabi-Mu, Muhammad; aku memohon dengan asma-Mu yang agung dan tunggal dengan kesatuan yang manuggal, yang Maha Agung dari kesatuan jumlah, dan yang Maha Suci dari setiap sesuatu -dan dengan hak Bismillâhirrahmânirrahîmi, Qul Huwallâhu ahad, Allâhu al-Shamad, lam Yalid wa lam Yûlad, walam Yakun lahu Kufwân Ahad, semoga Engkau melimpahkan shalawat kepada junjungan kami, Muhammad, rahasia kehidupan yang ada, sebab terbesar bagi yang ada, dengan shalawat yang menetapkan iman dalam hatiku, dan mendorongku agar menghafalkan Al-Quran, memberikan pemahaman bagiku dari ayat-ayatnya, mem-bukakan bagiku dengannya cahaya surga dan cahaya nikmat, serta cahaya pandangan kepada wajah-Mu yang mulia, juga kepada keluarga dan para sahabatnya. Limpahkan pula salam sejahtera kepadanya."

Shalawat ini dan yang sebelumnya (yang ke-76) adalah berasal dari Al-'Arif Billah Sayyid Taqiyyuddin Al-Hanbalî.

Shalawat dari Al Habib Umar bin Hafidz

Pesan dari yang mulia Al Habib Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafidz, (terutama) selama bulan Rabiul Awal, setidaknya membaca shalawat berikut ini sebanyak 3000 kali.

اَللَّهُمَّ يَا نِعْمَ الَموْلَى وَ يَا نِعْمَ النَّصِيْر صَلِّ وَ سَلِّمْ عَدَدَ عِلْمِك عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ مَنْ جَعَلْتَهُ لَناَ حِرْزاً حَرِيْزًا، وَ عَلَى آلِهِ وَ صَحْبِهِ وَ انْصُرْنَا بِهِ وَ المُسْلِمِيْن بِأَسْرَارِِ “وَ يَنْصُرٓكٓ اللُه نَصْراً عَزِيْزًا”

Artinya: "Ya Allah, Wahai Tuhan Sebaik-baiknya Pembela dan Sebaik-baiknya Penolong, limpahkan shalawat dan salam-Mu sebanyak pengetahuan-Mu atas Sayyidina Muhammad yang Engkau jadikan bagi kami sebagai benteng yang kokoh dan juga atas keluarga dan para sahabatnya, dan dengan berkat Beliau berikan pertolongan-Mu untuk kami dan untuk kaum muslimin serta berkat rahasia firman-Mu yang berbunyi “dan sungguh Tuhanmu akan membelamu dengan pembelaan yang hebat”.".

~ Tammat ~


Baca Halaman Sebelumnya: Bagian 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6

Amalan Shalawat Sahabat, Para Imam, Waliullah, Auliya wa Shalihin (6)

Amalan Shalawat Sahabat, Para Imam, Waliullah, Auliya wa Shalihin (6)

Tersebut dalam sebuah hadits, bahwa Rasulullah S.a.w bersabda: "Hidupku, juga matiku, lebih baik dari kalian. Kalian membicarakan dan juga dibicarakan, amal-amal kalian disampaikan kepadaku; jika saya tahu amal itu baik, aku memuji Allah, tetapi kalau buruk aku mintakan ampun kepada Allah.". (Hadits riwayat Al-hafizh Ismail Al-Qadhi, dalam bab Shalawat ‘Ala an-Nabi).

Imam Haitami dalam kitab Majma’ az-Zawaid menyatakan bahwa hadits di atas adalah shahih. Hal ini jelas bahwa Rasulullah S.a.w memintakan ampun umatnya (istighfar) di alam barzakh. Istighfar adalah doa, dan doa Rasul untuk umatnya sudah pasti bermanfaat.

Pada hadits lain, Rasulullah S.a.w bersabda: "Tidak seorang pun yang memberi salam kepadaku kecuali Allah akan menyampaikan kepada ruhku sehingga aku bisa menjawab salam itu". (HR. Abu Dawud dari Abu Hurairah R.a. Pada kitab Imam an-Nawawi tertuliskan dengan sanadnya yang Shahih).


Shalawat ke-60 (Shalawat Syekh Al Halabi)


Artinya: "Ya Allah, limpahkanlah shalawat dan salam kepada junjungan kami, Muhammad. Telah semai rasanya upayaku, tolonglah aku ya Rasulullah.".

Ibn Abidin menukil shalawat ini dari seorang hamba yang salih, Ahmad Al-Halabi, yang berdiam di Damaskus. Dia bertutur bahwa, ada sebagian menteri Damaskus menangkapnya, sehingga pada malam itu, ia merasa sangat susah sekali. Lalu ia bermimpi melihat Rallulullah S.a.w. Baginda Nabi menenteramkan hatinya dan mengajarkan kepadanya sighat shalawat ini. Baginda Nabi mengatakan bahwa barangsiapa yang membacanya maka Allah akan menghilangkan kesulitannya. Ketika ia terbangun, lalu dibacanya shalawat itu, dan akhirnya, berkat Rasulullah S.a.w kesulitannya itu lenyap.

Kemudian Ibn Abidîn mengatakan bahwa, beliau telah mencoba membaca shalawat itu berkali-kali, dan ternyata memang sangat cepat sekali untuk menghilangkan kesusahan dan kesulitan.

Shalawat ke-61 (Shalawat Sayyid Ahmad bin Idris)


Artinya: "Ya Allah, limpahkanlah shalawat dan salam kepada Maulana Muhammad dan keluarganya, sebanyak jumlah, hitungan semuanya; dari mana habisnya dalam ilmu-Mu; dari mana tidak ada hitungan dalam liputan-Mu; dan dengan apa-apa yang Engkau ketahui bagi diri-Mu tanpa akhir. Sesunghnya Engkau Mahakuasa atas segala sesuatu.".

Shalawat ini bersumber dari seorang arif yang besar dan wali yang terkenal; lautan ilmu syariat, tarekat dan hakikat, yakni Sayyid Ahmad bin Idris; pemuka tarekat Idrisiyah vang merupakan anak cabang dari tarekat Syadziliyah.

Shalawat ke-62 (Shalawat Sayyid Abdullah Al-Alami)


Artinya: "Ya Allah, limpahkanlah shalawat atas Sayyidina Muhammad dan keluarganya, dengan shalawat penduduk langit dan bumi kepadanya. Alirkanlah, duhai Maulaku, kelembutan-Mu yang tersembunyi dalam urusanku. Tampakkanlah rahasia keindahan buatan-Mu dalam perkara-perkara yang aku cita-citakan dari-Mu, duhai Tuhan semesta alam.".

Shalawat ini oleh sebagian ulama dinisbahkan kepada Sayyid Abdullah Al-Alami. Di antara khasiatnya yang terkenal adalah bahwa, "Barangsiapa yang membacanya sebanyak 1000 kali, niscaya Allah akan melenyapkan kesusahannya.".

Shalawat ke-63


Artinya: "Ya Allah, limpahkanlah shalawat kepada Muhammad dan kepada keluarga Muhammad, dengan shalawat yang menjadikan ridha bagi-Mu dan penunaian bagi haknya; berikanlah kepadanya wasilah dan kedudukan yang Engkau telah janjikan.".

Shalawat ini diriwayatkan oleh Imam As-Sya'rani.

Shalawat ke-64


Artinya: "Ya Allah, limpahkanlah shalawat kepada Muhammad di kalangan orang-orang dahulu, limpahkanlah shalawat kepada Muhammad di kalangan orang-orang ke-mudian, limpahkanlah shalawat kepada Muhammad di-kalangan para nabi, limpahkanlah shalawat kepada Muhammad dikalangan para rasul, dan limpahkanlah shalawat kepada Muhammad di kalangan arwah sampai Hari Kiamat.".

Tentang shalawat ini, barangsiapa yang membacanya sebanyak 3 kali di waktu sore dan 3 kali di waktu pagi, niscaya akan sirnalah dosa-dosanya, terhapuslah segala kesalahannya, tetaplah kesenangannya, dikabulkan doanya, dikabulkan cita-citanya, dan dia ditolong menghadapi musuh-musuhnya.

Shalawat ke-65


Artinya: "Ya Allah, limpahkanlah shalawat kepada Sayyidina Muhammad yang telah Engkau penuhi hatinya dengan keagungan-Mu, dan telah Engkau penuhi matanya dengan sifat keindahan-Mu, sehingga ia menjadi senang-gembira, terbantu dan tertolong; juga kepada keluarganya dan para sahabatnya. Limpahkanlah pula kesejahteraan yang banyak kepada mereka semuanya. Segala puji bagi Allah atas semua itu.".

Abu Abdullah Al-Nu'man pernah bermimpi melihat Nabi S.a.w, lalu ia bertanya, "Ya Rasulullah, shalawat manakah yang paling utama?", Beliau S.a.w menjawab, "Katakanlah... (lalu Baginda Nabi S.a.w menyebutkan shalawat ini).".

Kisah lainnya tentang shalawat ini, disebutkan di dalam kitab Dala'il al-Khayrat.

Shalawat ke-66 (Shalawat Sayyid Ibrahim Al-Matbuli)


Artinya: "Ya Allah, aku memohon kepada-Mu, semoga Engkau melimpahkan shalawat kepada Sayyidina Muhammad, kepada seluruh nabi dan rasul, serta kepada keluarga dan sahabat mereka semuanya; serta semoga Engkau mengampuni dosa-dosaku yang telah lalu dan Engkau memelihara diriku dari dosa- dosa yang tersisa.".

Shalawat ini berasal dari Sayyid Ibrahim Al-Matbuli

Shalawat ke-67 (Shalawat Al Ra'ufurrahim)


Artinya: "Ya Allah, limpahkanlah shalawat, salam, dan berkah kepada Sayyidina Muhammad, yang pemaaf dan penyayang,. serta yang mempunyai akhlak yang agung; juga kepada keluarganya, sahabat-sahabatnya, dan isteri-isterinya di setiap saat sebanyak jumlah semua yang baru dan yang lama.".

Shalawat ini lebih dikenal dengan sebutan shalawat Al-Ra'uf al-Rahim. Sayyid Ahmad Al-Shawi mengatakan, "Shalawat ini termasuk sighat shalawat yang paling mulia. Oleh karena itu, seyogyanya diperbanyak membacanva.".

Shalawat ke-68 (Shalawat Al In'am)


Artinya: "Ya Allah, limpahkanlah shalawat, salam, dan berkah kepada Sayyidina Muhammad dan kepada keluarganya, sebanyak jumlah nikmat Allah dan karunia-Nya.".

Shalawat di atas lebih dikenal dengan sebutan shalawat Al In'am. Khasiatnya adalah seperti yang dikatakan oleh Sayyid Ahmad Al-Shawi, yakni membuka pintu kenikmatan dunia dan akhirat bagi pembacanya, sementara pahalanya tidak terhingga.

Shalawat ke-69 (Shalawat Sayyid Ahmad Al Rifa'i)


Artinya: "Ya Allah, limpahkanlah shalawat kepada cahaya yang berkilau, bulan yang memancar, purnama yang naik, hujan yang melimpah, pertolongan yang luas, kekasih yang menolong, Nabi yang membuat undang-undang, Rasul yang menjelaskan, orang yang diperintah yang taat, kawan bicara yang mendengarkan, pedang yang tajam, hati yang khusyuk, mata yang mengucurkan airmata, yakni Sayyidina Muhammad; juga kepada keluarganya dan anak-anaknya yang mulia; kepada sahabat-sahabatnya yang agung; serta kepada para pengikutnya diantara ahli sunnah dan Islam.".

Shalawat ke-70


Artinya: "Ya Allah limpahkanlah shalawat dan salam, kepada Sayyidina Muhammad, shalawat yang dengannya dituliskan garis-garis, dilapangkan dada, serta dimudahkan segala urusan, berkat rahmat dari-Mu, duhai Tuhan Yang Maha Pengampun, serta kepada keluarga dan para sahabatnya.".

Shalawat ke-71


Artinya: "Ya Allah, limpahkanlah shalawat dan salam kepada Sayyidina Muhammad dan orang-orang yang menolongnya, sebanyak jumlah apa yang Engkau ketahui dari permulaan urusan sampai akhirnya, serta kepada keluarga dan Sahabat-sahabatnya.".

Shalawat ini dan dua shalawat sebelumnya (yakni ke-69 dan ke-70) bersumber dari Sayyid Ahmad Al-Rifa'i R.a dan termasuk shalawat Al-Jawami' al-Kawamil (kumpulan kesempurnaan). Dikatakan bahwa, barangsiapa yang membacanya (yang mana saja dari ketiganya) sesudah shalat shubuh atas niat dan keinginan apa saja, niscaya akan diperolehnya dengan izin Allah S.w.t.

Bersambung...


Baca Halaman Sebelumnya: Bagian (1) | (2) | (3) | (4) | (5)
Baca Halaman Selanjutnya: Bagian (7)

Amalan Shalawat Sahabat, Para Imam, Waliullah, Auliya wa Shalihin (5)

Amalan Shalawat Sahabat, Para Imam, Waliullah, Auliya wa Shalihin (5)

"Di antara berbagai kemuliaan yang dikaruniakan Allah S.w.t kepada umat Nabi Muhammad S.a.w ialah bahwa Allah S.w.t memberi ganjaran kebaikan yang amat besar kepada orang yang mengucapkan shalawat dan salam kepada Kekasih-Nya, manusia teragung dan termulia, Sayyidina Muhammad bin Abdullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam"

Bershalawat ke atas Nabi Muhammad S.a.w merupakan sarana untuk menumbuhkan kecintaan kita kepada Rasulullah S.a.w, semakin banyak dan sering bershalawat tentu semakin besar pula kecintaan kita kepada Beliau S.a.w. Banyak di antara kaum salaf yang mengamalkan dzikir dengan ucapan shalawat dan salam kepada Nabi S.a.w. Mengenai hal itu lbnu Mas’ud R.a menuturkan, bahwasanya Rasulallah S.a.w pernah berkata kepada Zaid bin Wahb:

“Hai Zaid bin Wahb, bila hari Jum'at tiba hendaklah engkau mangucapkan shalawat kepada Nabi seribu kali".


Shalawat ke-48 (Shalawat As-Syekh Khalid An-Naqsabandi)


Artinya: "Ya Allah, limpahkanlah shalawat kepada Sayyidina Muhammad dan kepada keluarga Sayyidina Muhammad, sebanyak jumlah penyakit dan obat, serta berkati dan sejahterakanlah mereka sebanyak-banyaknya.".

Shalawat ini bersumber dari Maulana Syekh Khalid Al-Naqsabandi, pembaharu tarekat Naqsabandiyah. Beliau mengatakan bahwa: "Shalawat ini merupakan perisai yang sangat ampuh untuk menghadapi penguasa yang lalim. Ketika mengakhiri pembacaan shalawat ini, kata katsiran diulang berkali-kali.".

Shalawat ke-49


Artinya: "Ya Allah, limpahkanlah shalawat dan salam kepada Sayyidina Muhammad, Hamba, Nabi, dan Rasul-Mu, Nabi yang ummi, kepada keluarganya dan para sahabatnya, sesuai dengan kadar kebesaran Dzat-Mu, dalam setiap waktu dan saat.".

Shalawat ini termasuk shalawat kesempurnaan, Di antara faedahnya dikatakan bahwa shalawat ini menyamai 100.000 shalawat lainnya. Ada yang mengatakan bahwa shalawat ini bersumber dari Imam Abu Al-Hasan Al-Syadzily, namun tidak pasti.

Shalawat ke-50


Artinya: "Ya Allah, limpahkanlah shalawat kepada Sayyidina Muhammad dan keluarganya, dengan shalawat yang setimbang dengan bumi dan langit; sebanyak jumlah apa-apa yang ada di dalam ilmu-Mu; serta sebanyak jumlah partikel dari semua benda yang ada di bola bumi dan berlipat-lipat ganda dari itu. Sesungguhnya Engkau Maha terpuji lagi Maha Mulia.".

Shalawat ini disebutkan di dalam kitab Kunuz Al-Asrar. Tentang shalawat ini, Syekh Al-Iyasi berkata, "Shalawat ini mempunyai rahasia yang sangat besar, dan fadhilah yang sangat banyak serta menyamai 100.000 shalawat lainnya".

Shalawat ke-51


Artinya: "Ya Allah, limpahkanlah shalawat dan salam kepada Sayyidina Muhammad-kekasih dan yang dikasihi, penyembuh penyakit dan pelepas kesusahan; kepada keluarganya dan para sahabatnya.".

Tentang shalawat ini, Syekh Yusuf Al-Nabhani menjelaskan, "Syekh Hasan Abu Halawah Al-Ghazza yang berdiam di Al-Quds telah mengajarkan shalawat ini kepada saya. Hal itu disebabkan ketika saya mengadukan kepadanya penyakit cemas dan susah yang saya derita. Setelah saya baca shalawat tersebut, lenyaplah segala penderitaan saya berkat shalawat tersebut". (shalawat di atas).

Shalawat ke-52 (Shalawat Imam Al Zubaydi)


Artinya: "Ya Allah, limpahkanlah shalawat kepada Sayyidina Muhammad Nabi yang ummi, yang suci dan bersih; dengan shalawat yang melepaskan segala ikatan dan melenyapkan segala kesusahan.".

Shalawat ini disebutkan oleh Al-Zubaydi di dalam kitabnya, Al-Shilat wa Al-'Awa'id. Sebagian shalihin (orang saleh) mengatakan bahwa shalawat ini sangat manjur untuk melenyapkan kesusahan.

Shalawat ke-53


Artinya: "Kepadamulah Ya Rasulullah mengalir shalawat Allah, salam-Nya, tahiyat-Nya, dan berkah-Nya, dalam tiap-tiap saat, yang memadai dengan kedudukanmu yang besar dan derajatmu yang tinggi, berkumpul bagimu segala keutamaan semua jenis shalawat dan salam.".

Shalawat di atas termasuk yang menghimpun seluruh shalawat.

Shalawat ke-54


Artinya: "Ya Allah, limpahkanlah shalawat kepada Sayyidina Muhammad, yang cahayanya bagi makhluk telah mendahului, dan kemunculannya merupakan rahmat bagi alam; sebanyak jumlah makhluk-Mu yang lalu maupun yang akan datang serta yang berbahagia di antara mereka maupun yang celaka-dengan shalawat yang menghabiskan segala hitungan dan meliputi segala batasan; dengan shalawat yang tidak akan habis, berakhir; dan selesai, serta dengan shalawat yang terus-menerus dengan keabadian-Mu, juga kepada keluarganya. Limpahkanlah pula kesejahteraan yang banyak seperti itu.".

Pensyarah kitab Dala'il mengatakan bahwa, Sayyidi Abdul Qadir Al Jaelani menutup hizb-nya dengan shalawat ini. Dinukil pula dari ucapan Al-Sakhawi, bahwa shalawat ini mempunyai keistimewaan, satu shalawat ini berbanding 10.000 shalawat lainnya.

Sementara Imam Muhyiddin Al-Yamani yang bergelar "Junayd dari negeri Yaman", mengatakan; "Barangsiapa yang mengucapkan shalawat ini 10 kali, pagi dan sore, ia berhak mendapat keridhaan Allah Yang Maha Besar; aman dari kemurkaan-Nya; mendapat curahan rahmat yang berlimpah; terpelihara dengan pemeliharaan nabi dari segala mara bahaya, dan mendapatkan kemudahan dalam segala urusan.".

Shalawat ke-55 (Shalawat Syams Al Kanzil A'dham)


Artinya: "Ya Allah, limpahkanlah shalawat-Mu yang paling utama selalu, berkah-Mu yang paling berkembang selamanya, dan tahiyat-Mu yang paling baik keutamaan dan jumlahnya; kepada semuha-mulia makhluk manusia, kum-pulan hakikat iman, dan batas kebaikan yang tampa; pemimpin balatentara kaum Muslim, penghulu barisan para nabi yang dimuliakan, dan seutama-utarna makhluk dari semuanya; pembawa panji kemuliaan dan ketinggian pemilik kendali kemuliaan, dan yang menyaksikan rahasia azali; sumber ilmu kesantunan, dan hikmah; penampilan rahasia kemurahan secara sebagian dan keseluruhan; manusia 'aynil-wujûd' ruh jasad dua alam, dan mata kehidupan dua tempat; yang memastikan dengan tingkat ubudiah yang tertinggi dan yang berakhlak dengan akhlak kedudukan pilihan; sahabat yang terbesar dan kekasih yang dimuliakan, yaitu Sayyidina Muhammad bin 'Abdillah bin 'Abdil Mutthalib; juga atas seluruh nabi dan rasul, serta atas keluarga dan sahabat mereka semuanya sebanyak orang yang ingat menyebut nama-Mu dan orang yang lalai melupakan-Mu.".

Sayyid Ahmad Al-Shawi, di dalam kitab Syarh Wird Al-Dardir mengatakan bahwa, shalawat ini dinukil oleh Hujjatul Islam Al-Ghazali dari Quthb Al Idrus, dan dinamakan Syams Al Kanzil A'dham. Sebagian ulama lain mengatakan bahwa, shalawat ini dinukil dari Quthb Al-Rabbani Sayyid Abdul Qadir Al-Jaelani. Barangsiapa yang membaca shalawat ini sesudah shalat Isya, sebelumnya membaca Surah Al-Ikhlas dan Al-Mu'awwidzatayn sebanyak 33 kali, maka ia akan bermimpi bertemu dengan Rasulullah S.a.w.

Shalawat ke-56 (Shalawat Imam Ibnu Al Arabi)


Artinya: "Aku memohon kepada-Mu, ya Allah, agar Engkau melimpahkan shalawat dan salam kepada penghulu para rasul dan pemimpin orang-orang takwa; yang telah Engkau ciptakan dengan kebesaran-Mu dan Engkau hiasi dengan keelokan-Mu; yang Engkau mahkotai dengan kesempurnaan-Mu dan Engkau jadikan orang yang berhak memandang Dzat-Mu; yang Engkau jadikan ia sebagai tempat bagi asma dan sifat-Mu; yang Engkau gandengkan namanya dengan nama-Mu serta ketaatan kepadanya dengan ketaatan kepada-Mu, yakni Muhammad bin Abdillah, serta para keluarga dan sahabatnya yang menyeru kepada Allah.

Ya Allah, limpahkalah shalawat kepada Sayyidina Muhammad wakil hadrat Dzat-Mu; yang memastikan dengan asma dan sifat-Mu; yang mengumpulkan antara yang ada dan tiada; pemisah antara yang baru dan yang lama; pemimpin orang-orang yang terbuka dengannya segala yang terkunci, menjadi pulih setiap yang pecah, dan meniadi merdeka kembali setiap yang dikalahkan.".

Shalawat ini berasal dari Sayyidi Muhyiddin bin Al-'Arabi, yang disebutkannya di dalam hizb-nya, Al-Tawhid, telah pula dinukil oleh Syekh Al-Nabhani, dan kami menukilnya dari beliau.

Shalawat ke-57 (Shalawat Imam Al Syadzily)


Artinya: "Ya Allah, limpahkanlah seutama-utama shalawat, setinggi-tinggi berkah, dan sebaik-baik tahiyat didalan setiap waktu; kepada semulia-mulia makhluk, Sayyidina dan Maulana Muhammad; sesempurna-sempurna penduduk bumi dan langit. Limpahkanlah pula kesejahteraan kepadanya, duhai Tuhan kami, sebaik-baik tahiyat, di dalam setiap kehadiran dan pandangan.".

Shalawat ini bersumber dari Sayyid Abu Al-Hasan Al-Syadzili. Beliau membuka hizb-nya, Al-Luthf dengan shalawat ini.

Shalawat ke-58 (Shalawat Imam Al-Dasuqi)


Artinya: "Ya Allah limpahkanlah shalawat kepada Dzat Muhammad yang halus dan tunggal; matahari langit rahasia tempat pemunculan cahaya; pusat peredaran kebesaran; dan kutub falak keindahan.

Ya Allah dengan rahasianya di sisi-Mu dan dengan perjalanannya kepada-Mu amankanlah rasa takutku; kurangilah kesalahanku; lenyapkanlah kesedihan dan ketamakanku; dan jadilah penolongku. Bawalah aku kepada-Mu, karunialah aku fana terhadapku, dan janganlah Engkau jadikan diriku mendapat cobaan dari nafsuku. Singkapkanlah bagiku semua rahasia yang tersembunyi, duhai Tuhan yang Maha Hidup dan Maha Mandiri.".

Shalawat ini berasal dari Sayyid Ibrahim Al-Dasuqi, yang dipakai sebagai pembuka hizb oleh Al-Dardir: Hal ini menunjukkan keutamaan shalawat ini yang sangat besar.

Shalawat ke-59


Artinya: "Ya Allah, bagi-Mu-lah segala pujian sebanyak jumlah orang yang memuji-Mu; bagi-Mu-lah pujian sebanyak orang yang tidak memuji-Mu; dan bagi-Mu-lah pujian sebagaimana Engkau suka untuk dipuji.

Ya Allah, limpahkanlah shalawat kepada Muhammad sebanyak jumlah orang yang bershalawat kepadanya, limpahkanlah shalawat kepada Muhammad sebanyak jumlah orang yang tidak bershalawat kepadanya, dan limpahkanlah shalawat kepadanya sebagaimana Engkau suka supaya diucapkan shalawat atasnya.".

As-Sakhawi bertutur sebagai berikut: "Kami menuturkan riwayat dari Al-Thabrani di dalam kitab Al-Du'a', bahwa beliau bermimpi melihat Nabi S.a.w dalam sifatnya yang telah sampai beritanya kepada kita. Lalu beliau berkata, "Assalamu 'Alayka Ayyuh al-Nabiyya wa Rahmatullahi wa Barakatuh Ya Rasulullah, Allah telah mengilhami aku beberapa kalimat", Rasulullah S.a.w bertanya, "Apakah itu?", "Allahumma laka al-Hamdu.. (hingga akhir shalawat tersebut di atas)". Lalu Rasulullah S.a.w tersenyum hingga tampak gigi serinya memancarkan cahaya yang cemerlang.".

Bersambung..


Baca Halaman Sebelumnya:
Amalan Shalawat Sahabat, Para Imam, Waliullah, Auliya wa Shalihin (1)
Amalan Shalawat Sahabat, Para Imam, Waliullah, Auliya wa Shalihin (2)
Amalan Shalawat Sahabat, Para Imam, Waliullah, Auliya wa Shalihin (3)
Amalan Shalawat Sahabat, Para Imam, Waliullah, Auliya wa Shalihin (4)

Baca Halaman Selanjutnya:
Amalan Shalawat Sahabat, Para Imam, Waliullah, Auliya wa Shalihin (6)
Amalan Shalawat Sahabat, Para Imam, Waliullah, Auliya wa Shalihin (7)

Amalan Shalawat Sahabat, Para Imam, Waliullah, Auliya wa Shalihin (4)

Amalan Shalawat Sahabat, Para Imam, Waliullah, Auliya wa Shalihin (4)

Para pecinta dan yang rindu kepada Sayyidina Muhammad S.a.w jika bershalawat kepada Rasulullah S.a.w maka Allah S.w.t akan menghapus dosa-dosanya di malam dan di siang itu, yaitu dengan shalawat yang dipenuhi cinta dan rindu kepada Rasulullah S.a.w. Sayyidina Anas bin Malik R.a berkata teriwayatkan dalam Shahih Al Bukhari:

ﻣَﺎ ﺭَﺃَﻳْﻨَﺎ ﻣَﻨْﻈَﺮًﺍ ﺃَﻋْﺠَﺐَ ﻣِﻦْ ﻭَﺟْﻪِ ﺍﻟﻨَّﺒِﻲِّ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ

“Tidaklah kami melihat pemandangan yang lebih menakjubkan dari wajah Nabi Muhammad S.a.w”.

Dalam riwayat yang lain disebutkan:

ﻛَﺄَﻥَّ ﺍﻟﺸَّﻤْﺲَ ﻭَﺍﻟْﻘَﻤَﺮَ ﺗَﺪُﻭْﺭَﺍﻥِ ﻓِﻲْ ﻭَﺟْﻬِﻪِ

“Seakan-akan matahari dan bulan beredar di wajah Nabi Muhammad S.a.w”.

Wajah terindah yang dicipta oleh Allah S.w.t, makhluk yang paling ramah dan paling baik dan berakhlak luhur kepada semua manusia, Beliau lah Rasulullah Muhammad S.a.w yang sangat dimuliakan Allah S.w.t, maka begitu pula bagi orang-orang yang mencintainya Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, akan senantiasa di dalam naungan rahmat dan kasih sayang-Nya.


Selanjutnya ialah Shalawat ke-35 (Shalawat Sayyid Syarif)


Artinya: "Ya Allah, limpahkanlah shalawat dan salam kepada Sayyidina Muhammad, serta keluarga dan para sahabatnya, sebanyak jumlah huruf yang digariskan oleh qalam.".

Shalawat ini disebutkan oleh pengarang kitab Bughyah al-Mustarsidîn, Mufti Hadramaut, Sayyid Syarif 'Abdurrahman bin Muhammad Ba'alawi.

Di antara faedah shalawat ini disebutkan diungkapkan oleh Quthb Al-Baddad. la mengatakan bahwa yang menjadikan seseorang meninggal dunia dalam keadaan baik (khusnul khatimah) adalah jika tiap-tiap selesai mengerjakan shalat maghrib ia mengucapkan, "Astaghfirullâh alladzî lâ ilâha illâ huwa al-hayy al-qayyûm, alladzî lâ yamûtu wa atûbu ilayh, rabbigh-firlî" kemudian diikuti oleh pembacaan shalawat di atas. Barangsiapa yang membaca kalimat-kalimat di atas sebelum berbicara tentang yang lainnya, niscaya ia akan meninggal dalam keadaan beriman.

Shalawat ke-36


Artinya: "Ya Allah, limpahkanlah shalawat dan salam kepada junjungan kami, Muhammad, Hamba, Nabi, dan Rasul-Mu, Nabi yang ummi; juga kepada keluarga Muhammad, dengan shalawat yang menjadikan kerelaan bagi kami dan penunaian bagi haknya. Berikanlah ke-padanya wasilah dan maqam yang terpuji yang telah Engkau janjikan. Balaslah ia dari kami dengan balasan yang sepantasnya; dan balaslah ia dengan balasan yang paling baik daripada balasan yang telah Engkau berikan kepada seorang nabi dari umatnya. Limpahkanlah pula shalawat-Mu atas semua saudara-saudaranya dari golongan para nabi, shiddiqun, syuhada, dan orang-orang saleh.

Ya Allah, limpahkanlah shalawat kepada Muhammad di kalangan umat terdahulu, dan limpahkanlah shalawat kepada Muhammad sampai Hari Kiamat.

Ya Allah, limpahkanlah shalawat kepada ruh Muhammad di dalam alam ruh, limpahkanlah shalawat kepada jasadnya di dalam alam jasad, dan limpahkanlah kepada kuburnya di dalam alam kubur, jadikanlah semulia-mulia shalawat-Mu, setinggi-tinggi berkah-Mu, selembut-lembut kasih sayang-Mu dan ridha-Mu kepada Muhammad-hamba, Nabi, dan Rasul-Mu, serta berikanlah kesejahteraan yang banyak kepadanya.".

Shalawat tersebut di atas dikemukakan oleh lmam Al-'Arif Syihabuddin Ahmad Al-Suhrawardi di dalam kitabnya, 'Awarif al-Ma'arif; telah pula dikemukakan oleh Syaikh Nabhay di dalam kitabnya, Afdhal al-Shalawati 'an-Sayyidi al-Sadati, yang di dalamnya diterangkan banyak sekali faedah untuk masing-masing bagian darinya.

Diriwayatkan dari Al-Faqih Al-Shalih 'Umar bin Sa'id bahwa Rasulullah S.a.w bersabda, "Barangsiapa yang mengucapkan shalawat tersebut setiap hari 33 kali, Allah akan membukakan baginya (pintu) antara kuburnya dan kuburku.".

Shalawat ke-37 (Shalawat Sayyidina Ali bin Abi Thalib K.w)


Artinya: "Shalawat Allah, malaikat-Nya, para nabi-Nya, dan seluruh makhluk-Nya, semoga senantiasa tercurah kepada Muhammad dan keluarga Muhammad, atasnya serta atas mereka tercurah salam, rahmat, dan berkah Allah.".

Shalawat di atas bersumber dari Imam Ali bin Abi Thalib K.w, kemudian diwartakan oleh Abu Musa Al-Madini R.a.

Shalawat ke-38 (Shalawat Sayyidah Fathimah Az-Zahra R.a)


Artinya: "Ya Allah, limpahkanlah shalawat kepada orang yang ruhnya menjadi mihrab arwah, malaikat, dan seluruh alam. Ya Allah, limpahkanlah shalawat kepada orang yang menjadi imam para nabi dan seluruh alam. Ya Allah, limpahkanlah shalawat kepada orang yang menjadi pemimpin penduduk surga, yaitu hamba-hamba Allah yang beriman.".

Shalawat ini adalah shalawat Sayyidah Fathimah Al-Zahra'. Pengarang kitab Al-Ibriz, Sayyid 'Abdul 'Aziz Al-Dabbagh, telah banyak membicarakan shalawat ini di dalam kitabnya tersebut. Yang ingin mengetahui tentang shalawat ini secara lebih luas dapat meneliti kitab tersebut.

Shalawat ke-39


Artinya: "Ya Allah, Tuhan yang selalu memberikan karunia kepada manusia Tuhan yang selalu membukakan tangan-Nya lebar-lebar dengan pemberian; Tuhan yang mempunyai pemberian-pemberian yang mulia limpah-kanlah shalawat atas Muhammad, sebaik-baik manusia, dengan penghormatan; ampunilah pula kami, duhai Tuhan Yang Maha Tinggi di sore ini.".

Shalawat ini bersumber dari sahabat 'Abdullah bin Abbas R.a, dan dikemukakan oleh Abu Musa Al-Madini R.a.

Shalawat ke-40 (Shalawat Imam Al Bashri R.a)


Artinya: "Ya Allah limpahkanlah shalawat atas Muhammad dan atas keluarganya, sahabat-sahabatnya, anak-anaknya, isteri-isterinya, keturunannya, Ahli Baitnya, para penolongnya, para pengikutnya, para pencintanya, dan umatnya; dan jadikanlah kami bersama mereka semua duhai Tuhan Yang paling penyayang di antara semua penyayang.".

Shalawat ini dikemukakan di dalam kitab Al-Syifa' dari Hasan Al-Bashri. Beliau berkata, "Barangsiapa yang ingin minum dari piala dengan minuman telaga Rasulullah S.a.w, hendaklah ia membaca shalawat itu.".

Shalawat ke-41 (Shalawat Imam Al-Syafi'i R.a)


Artinya: "Semoga Allah melimpahkan shalawat kepada Sayyidina Muhammad, selama orang-orang yang ingat menyebut nama-Nya dan selama orang-orang yang lalai melupakan-Nya, Semoga Dia melimpahkan shalawat ke-padanya di kalangan orang-orang terdahulu dan setelahnya, dengan shalawat yang paling utama, paling banyak, dan paling baik daripada shalawat yang dilim-pahkan-Nya kepada salah seorang dari ummatnya dengan shalawatnya kepadanya. Salam sejahtera atasnya, teriring rahmat Allah dan berkah-Nya. Semoga Allah membalasnya dari kami dengan balasan yang lebih baik daripada balasan-nya kepada rasul dari orang-orang yang diutus kepadanya. Sebab, dia telah melepaskan kami dari ke-binasaan, dan menjadikan kami sebaik-baik ummat yang dikeluarkan bagi manusia, beragama dengan agamanya yang telah diridhai dan dipilih oleh para malaikat-Nya dan orang-orang yang telah diberi-Nya nikmat di antara makhluk-Nya. Oleh karena itu, tidaklah kami mendapat nikmat -baik yang nyata maupun yang tersembunyi, yang kami peroleh dengannya dalam urusan agama dan dunia, dan diangkatkannya keburukan dari kami di dalam keduanya atau di dalam salah satu dari keduanya- melainkan Muhammad Saw.-lah yang menjadi sebabnya; yang memimpin kepada kebaikannya; yang menunjukkan kepada tuntunannya; yang membebaskan dari kebinasaan dan tempat-tempat jahat, yang mengingatkan, sebab-sebab yang mendatangkan kebinasaan; yang tegak me-laksanakan nasihat, tuntunan, dan peringatan darinya. Semoga shalawat dan salam Allah selalu tercurah kepada Sayyidina Muhammad dan keluarganya, sebagaimana Dia telah mencurahkan shalawat kepada Ibrahim dan ke-luarganya, serta sebagaimana Dia telah mehmpahkan shalawat kepada Ibrahim dan keluarga Ibrahim; Sesungguhnya Dia Maha terpuji lagi Maha muha.".

Shalawat di atas bersumber dari Imam Al-Syafi'i R.a. Dan mempunyai penyempurnaan di dalam Al-Risalah oleh Imam Al-Syafi'i. Shalawat ini banyak sekali faedahnya, terutama bila dibaca sesudah membaca Shalawat Nurul Qiyamah.

Shalawat ke-42 (Shalawat Sayyid Abu Thahir)


Artinya: "Ya Allah, limpahkanlah shalawat dan salam atas pemimpin para pemimpin dan tujuan dari semua keinginan, Muhammad, kekasih-Mu yang dimuliakan; juga atas keluarga dan para sahabatnya".

Shalawat ini bersumber dari Sayyidi Abu Thahir bin Sayyid 'Alî Wafa'.

Shalawat ke-43 (Shalawat Sayyid Al-Faklhani)


Artinya: "Ya Allah, limpahkanlah shalawat atas Sayyidina Muhammad, yang dengannya kegelapan menjadi terang. Ya Allah, limpahkanlah shalawat atas Sayyidina Muham-mad, yang diutus dengan rahmat bagi setiap umat. Ya Allah limpahkanlah shalawat atas Sayyidina Muhammad, yang dipilih untuk memimpin risalah sebelum diciptakan Lawh dan Qalam. Ya Allah, limpahkanlah shalawat atas Sayyidina Muhammad, yang disifati dengan akhlak dan perangai yang utama. Ya Allah, limpahkanlah shalawat atas Sayyidina Muhammad. yang dikhususkan dengan kalimat yang menyuruh dan hikmah tertentu. Ya Allah, limpahkanlah shalawat kepada Sayyidina Muhammad, yang tidak dilanggar kehorrmtan di majelisnya, dan tidak dibiarkan orang yang menganiayanya. Ya Allah, limpah-kanlah shalawat kepada Sayyidina Muhammad, yang bisa berjalan dinaungi oleh awan kemana dia menuju. Ya Allah, limpahkanlah shalawat kepada Sayyidina Muhammad yang dipuji oleh Tuhan kemuliaan dimasa lalu. Ya Allah, limpahkanlah shalawat kepada Sayyidina Muhammad, yang dilimpahi shalawat oleh Allah di dalam Kitab-Nya yang sempurna dan kita diperintahkan-Nya supaya ber-shalawat kepadanya. Semoga Shalawat Allah selalu dicurahkan kepadanya; kepada keluarganya, sahabat-sa-habatnya, isteri-isterinya--selama hujan turun dengan deras dan selama orang-orang berdosa mendapat uluran kemurahan. Semoga Allah melimpahkan kepadanya salam sejahtera, kehormatan, dan kemuliaan.".

Shalawat di atas bersumber dari Sayyid Al-Faklhani, pengarang kitab Al-Fajr Al-Munir fi Al-Shalah 'ala Al-Basyir Al-Nadzir.

Shalawat ke-44


Artinya: "Ya Allah, limpahkanlah shalawat dan salam kepada junjunan kami Muhammad, juga kepada ke-luargaya, saahabat-sahabatnya sebanyak jumlah, apa-apa yang diliputi oleh ilmu-Mu, digariskan oleh qalam-Mu, dan ditetapkan dalam hukum-Mu terhadap makhluk-Mu; Curahkanlah kelembutan-Mu di dalam seluruh urusan kami dan kaum muslimin.".

Shalawat ke-45


Artinya: "Ya Allah, limpahkanlah shalawat kepada Sayyidina Muhammad, keluarganya sahabatnya-dengan, dan para shalawat yang melebihi shalawat-shalawat yang diucapkan oleh orang-orang yang bershalawat dari sejak permulaan masa sampai akhirnya; seperti keutamaan Allah atas makhluk-Nya, sepenuh neraca dan penghabisan ilmu.".

Shalawat ini ada di dalam kitab Masalik al-Hunafa. Tentang shalawat ini, Imam Al-Ghazali, mengutip perkataan Al-Qastalani, mengatakan, "Kedua shalawat ini dibaca bersama shalawat (yang sebelumnya pada kitab tersebut) supaya mendapatkan keutamaan yang tidak terhingga.".

Shalawat ke-46


Artinya: "Ya Allah, limpahkanlah shalawat dan salam kepada Sayyidina Muhammad, sebanyak jumlah huruf-huruf di dalam Al-Quran; limpahkanlah shalawat dan salam, kepada Muhammad, sebanyak jumlah tiap-tiap huruf yang dilipatgandakan sejuta; dan limpahkanlah shalawat dan salam kepada sayyidina Muhammad, sebanyak jumlah tiap-tiap seribu yang dilipatgandakan.".

Shalawat ke-47 (Shalawat Imam Al Qastalani)


Artinya: "Ya Allah, limpahkan shalawat kepada Sayyidina Muhammad, dengan shalawat yang bertemu dengan cahayanya. Ya Allah, limpahkanlah shalawat kepada Sayyidina Muhammad, dengan shalawat yang bergandengan dengan sebutan dan yang disebutnya. Ya Allah, limpahkanlah shalawat kepada Sayyidina Muhammad, dengan shalawat yang menerangi kuburnya dengan seterang-terangnya. Ya Allah, limpahkanlah shalawat kepada Sayyidina Muhammad, dengan shalawlat yang melapangkan dadanya dan menyebabkan kegembiraannya. Limpahkanlah pula shalawat kepada semua saudaranya dari golongan para nabi dan wali, dengan shalawat sebanyak jumlah cahaya dan kemunculannya.".

Shalawat ini dikemukakan oleh Al-Qastalani di dalam kitab Masalik al-Hunafa'. Beliau menghimpun sepuluh shalawat yang tidak dinisbahkan kepada seorang pun.

Bersambung..


Baca Halaman Sebelumnya:
Amalan Shalawat Sahabat, Para Imam, Waliullah, Auliya wa Shalihin (1)
Amalan Shalawat Sahabat, Para Imam, Waliullah, Auliya wa Shalihin (2)
Amalan Shalawat Sahabat, Para Imam, Waliullah, Auliya wa Shalihin (3)

Baca Halaman Selanjutnya:
- Amalan Shalawat Sahabat, Para Imam, Waliullah, Auliya wa Shalihin (5)
- Amalan Shalawat Sahabat, Para Imam, Waliullah, Auliya wa Shalihin (6)
- Amalan Shalawat Sahabat, Para Imam, Waliullah, Auliya wa Shalihin (7)

Chord dan Lirik

Ulasan Film

ad2

Keimanan dan Keyakinan

Olahan Makanan

Tempo Doeloe

Tips dan Trik

Explore Indonesia

Broker Kripto