Top Bisnis Online

Trading dan Investasi

ad1

Iklan Gratis

Tampilkan postingan dengan label ShalawatDanMaulid. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label ShalawatDanMaulid. Tampilkan semua postingan
Amalan Shalawat Sahabat, Para Imam, Waliullah, Auliya wa Shalihin (5)

Amalan Shalawat Sahabat, Para Imam, Waliullah, Auliya wa Shalihin (5)

"Di antara berbagai kemuliaan yang dikaruniakan Allah S.w.t kepada umat Nabi Muhammad S.a.w ialah bahwa Allah S.w.t memberi ganjaran kebaikan yang amat besar kepada orang yang mengucapkan shalawat dan salam kepada Kekasih-Nya, manusia teragung dan termulia, Sayyidina Muhammad bin Abdullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam"

Bershalawat ke atas Nabi Muhammad S.a.w merupakan sarana untuk menumbuhkan kecintaan kita kepada Rasulullah S.a.w, semakin banyak dan sering bershalawat tentu semakin besar pula kecintaan kita kepada Beliau S.a.w. Banyak di antara kaum salaf yang mengamalkan dzikir dengan ucapan shalawat dan salam kepada Nabi S.a.w. Mengenai hal itu lbnu Mas’ud R.a menuturkan, bahwasanya Rasulallah S.a.w pernah berkata kepada Zaid bin Wahb:

“Hai Zaid bin Wahb, bila hari Jum'at tiba hendaklah engkau mangucapkan shalawat kepada Nabi seribu kali".


Shalawat ke-48 (Shalawat As-Syekh Khalid An-Naqsabandi)


Artinya: "Ya Allah, limpahkanlah shalawat kepada Sayyidina Muhammad dan kepada keluarga Sayyidina Muhammad, sebanyak jumlah penyakit dan obat, serta berkati dan sejahterakanlah mereka sebanyak-banyaknya.".

Shalawat ini bersumber dari Maulana Syekh Khalid Al-Naqsabandi, pembaharu tarekat Naqsabandiyah. Beliau mengatakan bahwa: "Shalawat ini merupakan perisai yang sangat ampuh untuk menghadapi penguasa yang lalim. Ketika mengakhiri pembacaan shalawat ini, kata katsiran diulang berkali-kali.".

Shalawat ke-49


Artinya: "Ya Allah, limpahkanlah shalawat dan salam kepada Sayyidina Muhammad, Hamba, Nabi, dan Rasul-Mu, Nabi yang ummi, kepada keluarganya dan para sahabatnya, sesuai dengan kadar kebesaran Dzat-Mu, dalam setiap waktu dan saat.".

Shalawat ini termasuk shalawat kesempurnaan, Di antara faedahnya dikatakan bahwa shalawat ini menyamai 100.000 shalawat lainnya. Ada yang mengatakan bahwa shalawat ini bersumber dari Imam Abu Al-Hasan Al-Syadzily, namun tidak pasti.

Shalawat ke-50


Artinya: "Ya Allah, limpahkanlah shalawat kepada Sayyidina Muhammad dan keluarganya, dengan shalawat yang setimbang dengan bumi dan langit; sebanyak jumlah apa-apa yang ada di dalam ilmu-Mu; serta sebanyak jumlah partikel dari semua benda yang ada di bola bumi dan berlipat-lipat ganda dari itu. Sesungguhnya Engkau Maha terpuji lagi Maha Mulia.".

Shalawat ini disebutkan di dalam kitab Kunuz Al-Asrar. Tentang shalawat ini, Syekh Al-Iyasi berkata, "Shalawat ini mempunyai rahasia yang sangat besar, dan fadhilah yang sangat banyak serta menyamai 100.000 shalawat lainnya".

Shalawat ke-51


Artinya: "Ya Allah, limpahkanlah shalawat dan salam kepada Sayyidina Muhammad-kekasih dan yang dikasihi, penyembuh penyakit dan pelepas kesusahan; kepada keluarganya dan para sahabatnya.".

Tentang shalawat ini, Syekh Yusuf Al-Nabhani menjelaskan, "Syekh Hasan Abu Halawah Al-Ghazza yang berdiam di Al-Quds telah mengajarkan shalawat ini kepada saya. Hal itu disebabkan ketika saya mengadukan kepadanya penyakit cemas dan susah yang saya derita. Setelah saya baca shalawat tersebut, lenyaplah segala penderitaan saya berkat shalawat tersebut". (shalawat di atas).

Shalawat ke-52 (Shalawat Imam Al Zubaydi)


Artinya: "Ya Allah, limpahkanlah shalawat kepada Sayyidina Muhammad Nabi yang ummi, yang suci dan bersih; dengan shalawat yang melepaskan segala ikatan dan melenyapkan segala kesusahan.".

Shalawat ini disebutkan oleh Al-Zubaydi di dalam kitabnya, Al-Shilat wa Al-'Awa'id. Sebagian shalihin (orang saleh) mengatakan bahwa shalawat ini sangat manjur untuk melenyapkan kesusahan.

Shalawat ke-53


Artinya: "Kepadamulah Ya Rasulullah mengalir shalawat Allah, salam-Nya, tahiyat-Nya, dan berkah-Nya, dalam tiap-tiap saat, yang memadai dengan kedudukanmu yang besar dan derajatmu yang tinggi, berkumpul bagimu segala keutamaan semua jenis shalawat dan salam.".

Shalawat di atas termasuk yang menghimpun seluruh shalawat.

Shalawat ke-54


Artinya: "Ya Allah, limpahkanlah shalawat kepada Sayyidina Muhammad, yang cahayanya bagi makhluk telah mendahului, dan kemunculannya merupakan rahmat bagi alam; sebanyak jumlah makhluk-Mu yang lalu maupun yang akan datang serta yang berbahagia di antara mereka maupun yang celaka-dengan shalawat yang menghabiskan segala hitungan dan meliputi segala batasan; dengan shalawat yang tidak akan habis, berakhir; dan selesai, serta dengan shalawat yang terus-menerus dengan keabadian-Mu, juga kepada keluarganya. Limpahkanlah pula kesejahteraan yang banyak seperti itu.".

Pensyarah kitab Dala'il mengatakan bahwa, Sayyidi Abdul Qadir Al Jaelani menutup hizb-nya dengan shalawat ini. Dinukil pula dari ucapan Al-Sakhawi, bahwa shalawat ini mempunyai keistimewaan, satu shalawat ini berbanding 10.000 shalawat lainnya.

Sementara Imam Muhyiddin Al-Yamani yang bergelar "Junayd dari negeri Yaman", mengatakan; "Barangsiapa yang mengucapkan shalawat ini 10 kali, pagi dan sore, ia berhak mendapat keridhaan Allah Yang Maha Besar; aman dari kemurkaan-Nya; mendapat curahan rahmat yang berlimpah; terpelihara dengan pemeliharaan nabi dari segala mara bahaya, dan mendapatkan kemudahan dalam segala urusan.".

Shalawat ke-55 (Shalawat Syams Al Kanzil A'dham)


Artinya: "Ya Allah, limpahkanlah shalawat-Mu yang paling utama selalu, berkah-Mu yang paling berkembang selamanya, dan tahiyat-Mu yang paling baik keutamaan dan jumlahnya; kepada semuha-mulia makhluk manusia, kum-pulan hakikat iman, dan batas kebaikan yang tampa; pemimpin balatentara kaum Muslim, penghulu barisan para nabi yang dimuliakan, dan seutama-utarna makhluk dari semuanya; pembawa panji kemuliaan dan ketinggian pemilik kendali kemuliaan, dan yang menyaksikan rahasia azali; sumber ilmu kesantunan, dan hikmah; penampilan rahasia kemurahan secara sebagian dan keseluruhan; manusia 'aynil-wujûd' ruh jasad dua alam, dan mata kehidupan dua tempat; yang memastikan dengan tingkat ubudiah yang tertinggi dan yang berakhlak dengan akhlak kedudukan pilihan; sahabat yang terbesar dan kekasih yang dimuliakan, yaitu Sayyidina Muhammad bin 'Abdillah bin 'Abdil Mutthalib; juga atas seluruh nabi dan rasul, serta atas keluarga dan sahabat mereka semuanya sebanyak orang yang ingat menyebut nama-Mu dan orang yang lalai melupakan-Mu.".

Sayyid Ahmad Al-Shawi, di dalam kitab Syarh Wird Al-Dardir mengatakan bahwa, shalawat ini dinukil oleh Hujjatul Islam Al-Ghazali dari Quthb Al Idrus, dan dinamakan Syams Al Kanzil A'dham. Sebagian ulama lain mengatakan bahwa, shalawat ini dinukil dari Quthb Al-Rabbani Sayyid Abdul Qadir Al-Jaelani. Barangsiapa yang membaca shalawat ini sesudah shalat Isya, sebelumnya membaca Surah Al-Ikhlas dan Al-Mu'awwidzatayn sebanyak 33 kali, maka ia akan bermimpi bertemu dengan Rasulullah S.a.w.

Shalawat ke-56 (Shalawat Imam Ibnu Al Arabi)


Artinya: "Aku memohon kepada-Mu, ya Allah, agar Engkau melimpahkan shalawat dan salam kepada penghulu para rasul dan pemimpin orang-orang takwa; yang telah Engkau ciptakan dengan kebesaran-Mu dan Engkau hiasi dengan keelokan-Mu; yang Engkau mahkotai dengan kesempurnaan-Mu dan Engkau jadikan orang yang berhak memandang Dzat-Mu; yang Engkau jadikan ia sebagai tempat bagi asma dan sifat-Mu; yang Engkau gandengkan namanya dengan nama-Mu serta ketaatan kepadanya dengan ketaatan kepada-Mu, yakni Muhammad bin Abdillah, serta para keluarga dan sahabatnya yang menyeru kepada Allah.

Ya Allah, limpahkalah shalawat kepada Sayyidina Muhammad wakil hadrat Dzat-Mu; yang memastikan dengan asma dan sifat-Mu; yang mengumpulkan antara yang ada dan tiada; pemisah antara yang baru dan yang lama; pemimpin orang-orang yang terbuka dengannya segala yang terkunci, menjadi pulih setiap yang pecah, dan meniadi merdeka kembali setiap yang dikalahkan.".

Shalawat ini berasal dari Sayyidi Muhyiddin bin Al-'Arabi, yang disebutkannya di dalam hizb-nya, Al-Tawhid, telah pula dinukil oleh Syekh Al-Nabhani, dan kami menukilnya dari beliau.

Shalawat ke-57 (Shalawat Imam Al Syadzily)


Artinya: "Ya Allah, limpahkanlah seutama-utama shalawat, setinggi-tinggi berkah, dan sebaik-baik tahiyat didalan setiap waktu; kepada semulia-mulia makhluk, Sayyidina dan Maulana Muhammad; sesempurna-sempurna penduduk bumi dan langit. Limpahkanlah pula kesejahteraan kepadanya, duhai Tuhan kami, sebaik-baik tahiyat, di dalam setiap kehadiran dan pandangan.".

Shalawat ini bersumber dari Sayyid Abu Al-Hasan Al-Syadzili. Beliau membuka hizb-nya, Al-Luthf dengan shalawat ini.

Shalawat ke-58 (Shalawat Imam Al-Dasuqi)


Artinya: "Ya Allah limpahkanlah shalawat kepada Dzat Muhammad yang halus dan tunggal; matahari langit rahasia tempat pemunculan cahaya; pusat peredaran kebesaran; dan kutub falak keindahan.

Ya Allah dengan rahasianya di sisi-Mu dan dengan perjalanannya kepada-Mu amankanlah rasa takutku; kurangilah kesalahanku; lenyapkanlah kesedihan dan ketamakanku; dan jadilah penolongku. Bawalah aku kepada-Mu, karunialah aku fana terhadapku, dan janganlah Engkau jadikan diriku mendapat cobaan dari nafsuku. Singkapkanlah bagiku semua rahasia yang tersembunyi, duhai Tuhan yang Maha Hidup dan Maha Mandiri.".

Shalawat ini berasal dari Sayyid Ibrahim Al-Dasuqi, yang dipakai sebagai pembuka hizb oleh Al-Dardir: Hal ini menunjukkan keutamaan shalawat ini yang sangat besar.

Shalawat ke-59


Artinya: "Ya Allah, bagi-Mu-lah segala pujian sebanyak jumlah orang yang memuji-Mu; bagi-Mu-lah pujian sebanyak orang yang tidak memuji-Mu; dan bagi-Mu-lah pujian sebagaimana Engkau suka untuk dipuji.

Ya Allah, limpahkanlah shalawat kepada Muhammad sebanyak jumlah orang yang bershalawat kepadanya, limpahkanlah shalawat kepada Muhammad sebanyak jumlah orang yang tidak bershalawat kepadanya, dan limpahkanlah shalawat kepadanya sebagaimana Engkau suka supaya diucapkan shalawat atasnya.".

As-Sakhawi bertutur sebagai berikut: "Kami menuturkan riwayat dari Al-Thabrani di dalam kitab Al-Du'a', bahwa beliau bermimpi melihat Nabi S.a.w dalam sifatnya yang telah sampai beritanya kepada kita. Lalu beliau berkata, "Assalamu 'Alayka Ayyuh al-Nabiyya wa Rahmatullahi wa Barakatuh Ya Rasulullah, Allah telah mengilhami aku beberapa kalimat", Rasulullah S.a.w bertanya, "Apakah itu?", "Allahumma laka al-Hamdu.. (hingga akhir shalawat tersebut di atas)". Lalu Rasulullah S.a.w tersenyum hingga tampak gigi serinya memancarkan cahaya yang cemerlang.".

Bersambung..


Baca Halaman Sebelumnya:
Amalan Shalawat Sahabat, Para Imam, Waliullah, Auliya wa Shalihin (1)
Amalan Shalawat Sahabat, Para Imam, Waliullah, Auliya wa Shalihin (2)
Amalan Shalawat Sahabat, Para Imam, Waliullah, Auliya wa Shalihin (3)
Amalan Shalawat Sahabat, Para Imam, Waliullah, Auliya wa Shalihin (4)

Baca Halaman Selanjutnya:
Amalan Shalawat Sahabat, Para Imam, Waliullah, Auliya wa Shalihin (6)
Amalan Shalawat Sahabat, Para Imam, Waliullah, Auliya wa Shalihin (7)

Amalan Shalawat Sahabat, Para Imam, Waliullah, Auliya wa Shalihin (4)

Amalan Shalawat Sahabat, Para Imam, Waliullah, Auliya wa Shalihin (4)

Para pecinta dan yang rindu kepada Sayyidina Muhammad S.a.w jika bershalawat kepada Rasulullah S.a.w maka Allah S.w.t akan menghapus dosa-dosanya di malam dan di siang itu, yaitu dengan shalawat yang dipenuhi cinta dan rindu kepada Rasulullah S.a.w. Sayyidina Anas bin Malik R.a berkata teriwayatkan dalam Shahih Al Bukhari:

ﻣَﺎ ﺭَﺃَﻳْﻨَﺎ ﻣَﻨْﻈَﺮًﺍ ﺃَﻋْﺠَﺐَ ﻣِﻦْ ﻭَﺟْﻪِ ﺍﻟﻨَّﺒِﻲِّ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ

“Tidaklah kami melihat pemandangan yang lebih menakjubkan dari wajah Nabi Muhammad S.a.w”.

Dalam riwayat yang lain disebutkan:

ﻛَﺄَﻥَّ ﺍﻟﺸَّﻤْﺲَ ﻭَﺍﻟْﻘَﻤَﺮَ ﺗَﺪُﻭْﺭَﺍﻥِ ﻓِﻲْ ﻭَﺟْﻬِﻪِ

“Seakan-akan matahari dan bulan beredar di wajah Nabi Muhammad S.a.w”.

Wajah terindah yang dicipta oleh Allah S.w.t, makhluk yang paling ramah dan paling baik dan berakhlak luhur kepada semua manusia, Beliau lah Rasulullah Muhammad S.a.w yang sangat dimuliakan Allah S.w.t, maka begitu pula bagi orang-orang yang mencintainya Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, akan senantiasa di dalam naungan rahmat dan kasih sayang-Nya.


Selanjutnya ialah Shalawat ke-35 (Shalawat Sayyid Syarif)


Artinya: "Ya Allah, limpahkanlah shalawat dan salam kepada Sayyidina Muhammad, serta keluarga dan para sahabatnya, sebanyak jumlah huruf yang digariskan oleh qalam.".

Shalawat ini disebutkan oleh pengarang kitab Bughyah al-Mustarsidîn, Mufti Hadramaut, Sayyid Syarif 'Abdurrahman bin Muhammad Ba'alawi.

Di antara faedah shalawat ini disebutkan diungkapkan oleh Quthb Al-Baddad. la mengatakan bahwa yang menjadikan seseorang meninggal dunia dalam keadaan baik (khusnul khatimah) adalah jika tiap-tiap selesai mengerjakan shalat maghrib ia mengucapkan, "Astaghfirullâh alladzî lâ ilâha illâ huwa al-hayy al-qayyûm, alladzî lâ yamûtu wa atûbu ilayh, rabbigh-firlî" kemudian diikuti oleh pembacaan shalawat di atas. Barangsiapa yang membaca kalimat-kalimat di atas sebelum berbicara tentang yang lainnya, niscaya ia akan meninggal dalam keadaan beriman.

Shalawat ke-36


Artinya: "Ya Allah, limpahkanlah shalawat dan salam kepada junjungan kami, Muhammad, Hamba, Nabi, dan Rasul-Mu, Nabi yang ummi; juga kepada keluarga Muhammad, dengan shalawat yang menjadikan kerelaan bagi kami dan penunaian bagi haknya. Berikanlah ke-padanya wasilah dan maqam yang terpuji yang telah Engkau janjikan. Balaslah ia dari kami dengan balasan yang sepantasnya; dan balaslah ia dengan balasan yang paling baik daripada balasan yang telah Engkau berikan kepada seorang nabi dari umatnya. Limpahkanlah pula shalawat-Mu atas semua saudara-saudaranya dari golongan para nabi, shiddiqun, syuhada, dan orang-orang saleh.

Ya Allah, limpahkanlah shalawat kepada Muhammad di kalangan umat terdahulu, dan limpahkanlah shalawat kepada Muhammad sampai Hari Kiamat.

Ya Allah, limpahkanlah shalawat kepada ruh Muhammad di dalam alam ruh, limpahkanlah shalawat kepada jasadnya di dalam alam jasad, dan limpahkanlah kepada kuburnya di dalam alam kubur, jadikanlah semulia-mulia shalawat-Mu, setinggi-tinggi berkah-Mu, selembut-lembut kasih sayang-Mu dan ridha-Mu kepada Muhammad-hamba, Nabi, dan Rasul-Mu, serta berikanlah kesejahteraan yang banyak kepadanya.".

Shalawat tersebut di atas dikemukakan oleh lmam Al-'Arif Syihabuddin Ahmad Al-Suhrawardi di dalam kitabnya, 'Awarif al-Ma'arif; telah pula dikemukakan oleh Syaikh Nabhay di dalam kitabnya, Afdhal al-Shalawati 'an-Sayyidi al-Sadati, yang di dalamnya diterangkan banyak sekali faedah untuk masing-masing bagian darinya.

Diriwayatkan dari Al-Faqih Al-Shalih 'Umar bin Sa'id bahwa Rasulullah S.a.w bersabda, "Barangsiapa yang mengucapkan shalawat tersebut setiap hari 33 kali, Allah akan membukakan baginya (pintu) antara kuburnya dan kuburku.".

Shalawat ke-37 (Shalawat Sayyidina Ali bin Abi Thalib K.w)


Artinya: "Shalawat Allah, malaikat-Nya, para nabi-Nya, dan seluruh makhluk-Nya, semoga senantiasa tercurah kepada Muhammad dan keluarga Muhammad, atasnya serta atas mereka tercurah salam, rahmat, dan berkah Allah.".

Shalawat di atas bersumber dari Imam Ali bin Abi Thalib K.w, kemudian diwartakan oleh Abu Musa Al-Madini R.a.

Shalawat ke-38 (Shalawat Sayyidah Fathimah Az-Zahra R.a)


Artinya: "Ya Allah, limpahkanlah shalawat kepada orang yang ruhnya menjadi mihrab arwah, malaikat, dan seluruh alam. Ya Allah, limpahkanlah shalawat kepada orang yang menjadi imam para nabi dan seluruh alam. Ya Allah, limpahkanlah shalawat kepada orang yang menjadi pemimpin penduduk surga, yaitu hamba-hamba Allah yang beriman.".

Shalawat ini adalah shalawat Sayyidah Fathimah Al-Zahra'. Pengarang kitab Al-Ibriz, Sayyid 'Abdul 'Aziz Al-Dabbagh, telah banyak membicarakan shalawat ini di dalam kitabnya tersebut. Yang ingin mengetahui tentang shalawat ini secara lebih luas dapat meneliti kitab tersebut.

Shalawat ke-39


Artinya: "Ya Allah, Tuhan yang selalu memberikan karunia kepada manusia Tuhan yang selalu membukakan tangan-Nya lebar-lebar dengan pemberian; Tuhan yang mempunyai pemberian-pemberian yang mulia limpah-kanlah shalawat atas Muhammad, sebaik-baik manusia, dengan penghormatan; ampunilah pula kami, duhai Tuhan Yang Maha Tinggi di sore ini.".

Shalawat ini bersumber dari sahabat 'Abdullah bin Abbas R.a, dan dikemukakan oleh Abu Musa Al-Madini R.a.

Shalawat ke-40 (Shalawat Imam Al Bashri R.a)


Artinya: "Ya Allah limpahkanlah shalawat atas Muhammad dan atas keluarganya, sahabat-sahabatnya, anak-anaknya, isteri-isterinya, keturunannya, Ahli Baitnya, para penolongnya, para pengikutnya, para pencintanya, dan umatnya; dan jadikanlah kami bersama mereka semua duhai Tuhan Yang paling penyayang di antara semua penyayang.".

Shalawat ini dikemukakan di dalam kitab Al-Syifa' dari Hasan Al-Bashri. Beliau berkata, "Barangsiapa yang ingin minum dari piala dengan minuman telaga Rasulullah S.a.w, hendaklah ia membaca shalawat itu.".

Shalawat ke-41 (Shalawat Imam Al-Syafi'i R.a)


Artinya: "Semoga Allah melimpahkan shalawat kepada Sayyidina Muhammad, selama orang-orang yang ingat menyebut nama-Nya dan selama orang-orang yang lalai melupakan-Nya, Semoga Dia melimpahkan shalawat ke-padanya di kalangan orang-orang terdahulu dan setelahnya, dengan shalawat yang paling utama, paling banyak, dan paling baik daripada shalawat yang dilim-pahkan-Nya kepada salah seorang dari ummatnya dengan shalawatnya kepadanya. Salam sejahtera atasnya, teriring rahmat Allah dan berkah-Nya. Semoga Allah membalasnya dari kami dengan balasan yang lebih baik daripada balasan-nya kepada rasul dari orang-orang yang diutus kepadanya. Sebab, dia telah melepaskan kami dari ke-binasaan, dan menjadikan kami sebaik-baik ummat yang dikeluarkan bagi manusia, beragama dengan agamanya yang telah diridhai dan dipilih oleh para malaikat-Nya dan orang-orang yang telah diberi-Nya nikmat di antara makhluk-Nya. Oleh karena itu, tidaklah kami mendapat nikmat -baik yang nyata maupun yang tersembunyi, yang kami peroleh dengannya dalam urusan agama dan dunia, dan diangkatkannya keburukan dari kami di dalam keduanya atau di dalam salah satu dari keduanya- melainkan Muhammad Saw.-lah yang menjadi sebabnya; yang memimpin kepada kebaikannya; yang menunjukkan kepada tuntunannya; yang membebaskan dari kebinasaan dan tempat-tempat jahat, yang mengingatkan, sebab-sebab yang mendatangkan kebinasaan; yang tegak me-laksanakan nasihat, tuntunan, dan peringatan darinya. Semoga shalawat dan salam Allah selalu tercurah kepada Sayyidina Muhammad dan keluarganya, sebagaimana Dia telah mencurahkan shalawat kepada Ibrahim dan ke-luarganya, serta sebagaimana Dia telah mehmpahkan shalawat kepada Ibrahim dan keluarga Ibrahim; Sesungguhnya Dia Maha terpuji lagi Maha muha.".

Shalawat di atas bersumber dari Imam Al-Syafi'i R.a. Dan mempunyai penyempurnaan di dalam Al-Risalah oleh Imam Al-Syafi'i. Shalawat ini banyak sekali faedahnya, terutama bila dibaca sesudah membaca Shalawat Nurul Qiyamah.

Shalawat ke-42 (Shalawat Sayyid Abu Thahir)


Artinya: "Ya Allah, limpahkanlah shalawat dan salam atas pemimpin para pemimpin dan tujuan dari semua keinginan, Muhammad, kekasih-Mu yang dimuliakan; juga atas keluarga dan para sahabatnya".

Shalawat ini bersumber dari Sayyidi Abu Thahir bin Sayyid 'Alî Wafa'.

Shalawat ke-43 (Shalawat Sayyid Al-Faklhani)


Artinya: "Ya Allah, limpahkanlah shalawat atas Sayyidina Muhammad, yang dengannya kegelapan menjadi terang. Ya Allah, limpahkanlah shalawat atas Sayyidina Muham-mad, yang diutus dengan rahmat bagi setiap umat. Ya Allah limpahkanlah shalawat atas Sayyidina Muhammad, yang dipilih untuk memimpin risalah sebelum diciptakan Lawh dan Qalam. Ya Allah, limpahkanlah shalawat atas Sayyidina Muhammad, yang disifati dengan akhlak dan perangai yang utama. Ya Allah, limpahkanlah shalawat atas Sayyidina Muhammad. yang dikhususkan dengan kalimat yang menyuruh dan hikmah tertentu. Ya Allah, limpahkanlah shalawat kepada Sayyidina Muhammad, yang tidak dilanggar kehorrmtan di majelisnya, dan tidak dibiarkan orang yang menganiayanya. Ya Allah, limpah-kanlah shalawat kepada Sayyidina Muhammad, yang bisa berjalan dinaungi oleh awan kemana dia menuju. Ya Allah, limpahkanlah shalawat kepada Sayyidina Muhammad yang dipuji oleh Tuhan kemuliaan dimasa lalu. Ya Allah, limpahkanlah shalawat kepada Sayyidina Muhammad, yang dilimpahi shalawat oleh Allah di dalam Kitab-Nya yang sempurna dan kita diperintahkan-Nya supaya ber-shalawat kepadanya. Semoga Shalawat Allah selalu dicurahkan kepadanya; kepada keluarganya, sahabat-sa-habatnya, isteri-isterinya--selama hujan turun dengan deras dan selama orang-orang berdosa mendapat uluran kemurahan. Semoga Allah melimpahkan kepadanya salam sejahtera, kehormatan, dan kemuliaan.".

Shalawat di atas bersumber dari Sayyid Al-Faklhani, pengarang kitab Al-Fajr Al-Munir fi Al-Shalah 'ala Al-Basyir Al-Nadzir.

Shalawat ke-44


Artinya: "Ya Allah, limpahkanlah shalawat dan salam kepada junjunan kami Muhammad, juga kepada ke-luargaya, saahabat-sahabatnya sebanyak jumlah, apa-apa yang diliputi oleh ilmu-Mu, digariskan oleh qalam-Mu, dan ditetapkan dalam hukum-Mu terhadap makhluk-Mu; Curahkanlah kelembutan-Mu di dalam seluruh urusan kami dan kaum muslimin.".

Shalawat ke-45


Artinya: "Ya Allah, limpahkanlah shalawat kepada Sayyidina Muhammad, keluarganya sahabatnya-dengan, dan para shalawat yang melebihi shalawat-shalawat yang diucapkan oleh orang-orang yang bershalawat dari sejak permulaan masa sampai akhirnya; seperti keutamaan Allah atas makhluk-Nya, sepenuh neraca dan penghabisan ilmu.".

Shalawat ini ada di dalam kitab Masalik al-Hunafa. Tentang shalawat ini, Imam Al-Ghazali, mengutip perkataan Al-Qastalani, mengatakan, "Kedua shalawat ini dibaca bersama shalawat (yang sebelumnya pada kitab tersebut) supaya mendapatkan keutamaan yang tidak terhingga.".

Shalawat ke-46


Artinya: "Ya Allah, limpahkanlah shalawat dan salam kepada Sayyidina Muhammad, sebanyak jumlah huruf-huruf di dalam Al-Quran; limpahkanlah shalawat dan salam, kepada Muhammad, sebanyak jumlah tiap-tiap huruf yang dilipatgandakan sejuta; dan limpahkanlah shalawat dan salam kepada sayyidina Muhammad, sebanyak jumlah tiap-tiap seribu yang dilipatgandakan.".

Shalawat ke-47 (Shalawat Imam Al Qastalani)


Artinya: "Ya Allah, limpahkan shalawat kepada Sayyidina Muhammad, dengan shalawat yang bertemu dengan cahayanya. Ya Allah, limpahkanlah shalawat kepada Sayyidina Muhammad, dengan shalawat yang bergandengan dengan sebutan dan yang disebutnya. Ya Allah, limpahkanlah shalawat kepada Sayyidina Muhammad, dengan shalawat yang menerangi kuburnya dengan seterang-terangnya. Ya Allah, limpahkanlah shalawat kepada Sayyidina Muhammad, dengan shalawlat yang melapangkan dadanya dan menyebabkan kegembiraannya. Limpahkanlah pula shalawat kepada semua saudaranya dari golongan para nabi dan wali, dengan shalawat sebanyak jumlah cahaya dan kemunculannya.".

Shalawat ini dikemukakan oleh Al-Qastalani di dalam kitab Masalik al-Hunafa'. Beliau menghimpun sepuluh shalawat yang tidak dinisbahkan kepada seorang pun.

Bersambung..


Baca Halaman Sebelumnya:
Amalan Shalawat Sahabat, Para Imam, Waliullah, Auliya wa Shalihin (1)
Amalan Shalawat Sahabat, Para Imam, Waliullah, Auliya wa Shalihin (2)
Amalan Shalawat Sahabat, Para Imam, Waliullah, Auliya wa Shalihin (3)

Baca Halaman Selanjutnya:
- Amalan Shalawat Sahabat, Para Imam, Waliullah, Auliya wa Shalihin (5)
- Amalan Shalawat Sahabat, Para Imam, Waliullah, Auliya wa Shalihin (6)
- Amalan Shalawat Sahabat, Para Imam, Waliullah, Auliya wa Shalihin (7)

Amalan Shalawat Sahabat, Para Imam, Waliullah, Auliya wa Shalihin (3)

Amalan Shalawat Sahabat, Para Imam, Waliullah, Auliya wa Shalihin (3)

Dalam kitab Al Fawaid Al Mukhtaroh, Syekh Abdul Wahhab Asy-Sya’roni meriwayatkan bahwa Abul Mawahib Asy-Syadzily berkata:

رَأَيْتُ سَيِّدَ الْعَالَمِيْنَ صَلَّى اللهُ  عَلَيْهِ وَسَلَّمَ  فَقُلْتُ يَا رَسُوْلَ اللهِ صَلاَةُ اللهِ عَشْرًا لِمَنْ صَلَّى عَلَيْكَ مَرَّةً وَاحِدَةً هَلْ ذَلِكَ لِمَنْ حَاضَرَ الْقَلْبَ ؟

Aku pernah bermimpi bertemu Baginda Nabi Muhammad S.a.w, aku bertanya “Ada hadist yang menjelaskan sepuluh rahmat Allah diberikan bagi orang yang berkenan membaca shalawat, apakah dengan syarat saat membaca harus dengan hati hadir dan memahami artinya?”

قَالَ لاَ، بَلْ هُوَ لِكُلِّ مُصَلٍّ عَلَيَّ وَلَوْ غَافِلاً

Kemudian Nabi S.a.w menjawab: “Bukan, bahkan itu diberikan bagi siapa saja yang membaca shalawat, meski tidak faham arti shalawat yang ia baca”.


Shalawat ke-21 (Shalawat Adadiyyah)


Artinya: "Ya Allah, limpahkanlah shalawat kepada Muhammad sebanyak jumlah orang yang bershalawat kepadanya, limpahkanlah shalawat kepada Muhammad sebanyak jumlah orang yang tidak bershalawat kepadanya, limpahkanlah shalawat kepada Muhammad sebagaimana shalawat yang Engkau perintahkan kepadanya, limpahkanlah shalawat kepada Muhammad sebagaimana Engkau suka agar dibacakan shalawat atasnya, dan limpahkanlah pula shalawat kepada Muahammd sebagaimana seharusnya shalawat atasnya.".

Shalawat di atas dinamakan Al-Shalat al-'Adadiyyah.

Shalawat ke-22 (Shalawat Imam Al Syafi'i R.a)


Artinya: "Ya Allah, limpakanlah shalawat atas Nabi kami, Muhammad, selama orang-orang yang ingat menyebut-Mu dan orang-orang yang lalai melupakan untuk menyebut-Mu ".

Shalawat ini adalah satu dari dua sighat shalawat dari Imam Al Syafi'i R.a. Berkaitan dengan shalawat yang pertama telah diceritakan di dalam syarah atas kitab Dala'il, bahwa Imam Syafi'i pernah bermimpi bertemu seseorang, lalu dikatakan kepadanya, "Apa yang telah diperbuat Allah atas diri Anda?", Imam Syafi'i menjawab: "Allah telah mengampuni diriku". "Dengan amal apa?", orang itu bertanya lagi, "Dengan lima kalimat yang aku pergunakan untuk memberi shalawat kepada Nabi S.a.w", jawab Imam Syafi'i. "Bagaimana bunyinya?" Lantas beliau mengucapkan shalawat tersebut di atas.

Sedangkan berkaitan dengan shalawat yang ke-dua, Al- Mazani bertutur sebagai berikut: Saya bermimpi melihat Imam Syafi'i. Lalu saya bertanya pada beliau, "Apa yang telah diperbuat Allah terhadap diri Anda?". Beliau menjawab, "Allah telah mengampuni diriku berkat shalawat yang aku cantumkan di dalam kitab Al-Risalah, yaitu: Allahumma shalli 'ala Muhammadin kullama dza-karaka al-Dzakiruna wa Shalli 'ala Muhammadin kullama ghafala 'an dzikrik al-Ghafiluna.".

Sementara itu, Imam Al Ghazali di dalam kitab Al-Ihya' menuturkan hal berikut: Abu Al-Hasan Al Syafi'i menuturkan, "Saya telah bermimpi melihat Rasulullah S.a.w, lalu saya bertanya, "Ya Rasulullah, dengan apa Al-Syafi'i diberi pahala dari sebab ucapannya dalam kitab Al-Risalah: 'Washallallahu 'ala Muhammaddin kullama dzakara al-Dzdakirun waghafala 'an dzikrik al-ghafilun?', Rasulullah S.a.w menjawab: 'la tidak ditahan untuk dihisab'.".

Shalawat ke-23 (Shalawat Imam Al Badawi R.a)


Artinya: "Ya Allah, limpahkanlah shalawat atas cahaya di antara segala cahaya, rahasia di antara segala rahasia, penawar duka dan pembuka pintu kemudahan, yakni Sayyidina Muhammad, manusia pilihan, juga kepada keluarganya yang suci dan sahabatnya yang baik, sebanyak jumlah kenikmatan Allah dan karunia-Nya.".

Shalawat ini bersumber dari Sayyid Ahmad Al Badawi R.a. Sayyid Ahmad Ruslan berkata: "Shalawat ini sangat mujarab untuk menunaikan hajat, mengusir kesusahan, menolak bencana dan memperoleh cahaya; bahkan sangat manjur untuk segala keperluan.".

Shalawat ke-24 (Shalawat Sultan Hanafi R.a)


Artinya: "Ya Allah, limpahkanlah shalawat dan salam atas Muhammad, Nabi yang ummi; juga kepada keluarga dan para sahabatnya, sebanyak jumlah apa Yang Engkau Ketahui, seindah apa Yang Engkau Ketahui, dan sepenuh apa Yang Engkau Ketahui.".

Shalawat ini bersumber dari Sayyid Syamsuddin Muhammad Al-Hanafi R.a. (Sultan Hanafi). la termasuk salah seorang keturunan dari Sayyidina Abu Bakar As-Shiddiq R.a. la telah menjabat kedudukan sebagai Qutub para wali (Quthb Awliya) selama 46 tahun 3 bulan dan beberapa hari. Selama masa jabatannya itu, beliau merupakan Quthb ghawts mufrad jam'i.

Banyak sekali cerita-cerita berkenaan dengan riwayat hidup dan karamahnya: Di antaranya ia tidak pernah berdiri satu kali pun bila menyambut kedatangan para raja. Bahkan, jika ada salah seorang di antara raja-raja itu datang kepadanya, raja tersebut merendahkan diri di hadapannya, duduk dengan sopan tanpa menoleh ke kiri dan ke kanan selama berada di hadapan beliau.

Shalawat ke-25 (Shalawat Imam Al Syadzily R.a)


Artinya: "Ya Allah limpahkan shalawat, salam, dan berkah kepada Muhammad, cahaya zat dan rahasia yang berjalan di malam hari, di dalam seluruh asma dan sifat.".

Shalawat di atas bersumber dari Sayyidina Abu Al-Hasan Al-Syadzili R.a. Shalawat ini berbanding dengan 100.000 shalawat lainnya. Ada yang mengatakan bahwa shalawat ini berguna untuk melepaskan kesulitan.

Shalawat ke-26 (Shalawat Imam Al Bakri R.a)


Artinya: "Ya Allah, limpahkanlah shalawat, salam, dan berkah atas Sayyidina Muuammad--pembuka hal-hal yang terkunci; penutup perkara-perkara yang sudah berlalu; penolong kebenaran dengan kebenaran; dan penunjuk jalan kepada jalan-Mu yang lurus. Semoga Allah senantiasa melimpahkan shalawat kepadanya, juga kepada keluarga dan para sahabatnya, sesuai dengan derajat dan kedudukannya yang tinggi.".

Shalawat di atas berasal dari Sayyid Abu Al-Mukarim Syekh Muhammad Syamsuddin bin Abi Al-Hasan Al-Bakri R.a.

Di antara khasiat shalawat ini adalah, bahwa bagi siapa saja yang membacanya, walaupun hanya satu kali seumur hidupnya, ia tidak akan masuk neraka. Sebagian ulama Maroko mengatakan, bahwa shalawat ini turun ke atasnya dalam satu sahifah dari Allah S.w.t. Ada pula yang mengatakan bahwa, satu kali shalawat ini menyamai 10.000, bahkan ada yang menyatakan pula 600.000 shalawat lainnya.

Barangsiapa yang mendawamkan (membiasakan secara rutin) membacanya selama 40 hari, Allah akan mengampuninya dari segala dosanya. Barangsiapa yang membacanya sebanyak 1000 kali pada malam Kamis, Jumat atau Senin, ia akan berkumpul dengan Nabi S.a.w. Akan tetapi, sebelumnya hendaklah ia melakukan shalat sunnah 4 raka'at: Pada raka'at pertama ia membaca Surah Al-Fatihah dan Al-Qadr. Pada raka'at kedua sesudah Al-Fatihah ia membaca Surah Al-Zalzalah. Pada raka'at ketiga sesudah Al-Fatihah ia membaca Surah Al-Kafirun. Pada raka'at ke-empat sesudah Al-Fatihah ia membaca Surah Al-Mu'awwidzatayn (surah Al-Falaq dan Al-Nas). Hendaklah ia membakar pengharum (dupa, kemenyan Arab) ketika membaca shalawat tersebut.

Shalawat ke-27 (Shalawat As-Sa'adah)


Artinya: "Ya Allah, limpahkanlah shalawat kepada Sayyidina Muhammad, sebanyak apa yang ada di dalam pengetahuan Allah, dengan shalawat yang kekal sebagaimana kekalnya kerajaan Allah.".

Sayyid Ahmad Al-Sakhawi, dengan menukil dari ulama lainnya mengatakan bahwa shalawat tersebut di atas menyamai 600.000 shalawat lainnya. Shalawat ini dikenal dengan sebutan, shalawat "As-Sa'adah (kebahagiaan)".

Sedangkan Syekh Dahlan memberikan komentamya, "Shalawat ini merupakan sighat shalawat yang sempurna. Orang yang membacanya secara rutin tiap-tiap hari Jum'at sebanyak seribu kali akan menjadi orang yang bahagia di dunia dan akhirat.".

Shalawat ke-28 (Shalawat Kamaliyah)


Artinya: "Ya Allah, limpahkanlah shalawat, salam, dan berkah, kepada Sayyidina Muhamamd dan keluarganya, sebanyak kesempurnaan Allah dan segala yang sesuai dengan sesuai dengan kesempurnaan-Nya itu.".

Shalawat ini dikenal di kalangan Ahli Tarekat sebagai shalawat "Kamaliyah". Mereka telah memilih shalawat tersebut sebagai wirid karena pahalanya yang tidak terhingga. Ada yang menyatakan bahwa shalawat ini menyamai pahala 14.000 shalawat lainnya.

Shalawat ke-29


Artinya: "Ya Allah, limpahkanlah shalawat, salam, dan berkah kepada penghulu kami, Muhammad, Nabi yang ummi, yang terkasih, yang tinggi kedudukannya, dan yang besar wibawanya, juga kepada keluarga dan para sahabatnya.".

Tentang shalawat ini, ada yang mengatakan, bahwa Nabi S.a.w bershalawat atas dirinya dengan shalawat tersebut.

Shalawat ke-30 (Shalawat Syekh Al Hindi)


Artinya: "Ya Allah, limpahkanlah shalawat dan salam kepada Sayyidina Muuhammad dan keluarga Sayyidina Muhammad, di dalam setiap kejapan mata dan tarikan napas, serta sebanyak jumlah ilmu yang Engkau miliki.".

Shalawat ini diterima oleh Maulana Syekh Al-Hindi dari Nabi S.a.w. Di antara keistimewaannya adalah jika dirutinkan membacanya secara istiqamah, ia akan memperoleh ilmu dan rahasia langsung dari Nabi S.a.w.

Shalawat ke-31 (Shalawat Tafrijiyah)


Artinya: "Ya Allah, limpahkanlah shalawat yang sempurna dan kesejahteraan yang paripurna kepada junjungan kami, Muhammad, yang dengan perantaraan Beliau itu dilepaskan semua ikatan, dilenyapkan segala kesusahan, ditunaikan segenap kebutuhan, diperoleh segala keinginan, dicapai akhir yang baik, dan diberi minum dari awan berkat wajahnya yang mulia, juga kepada keluarga dan para sahabatnya, dalam setiap kejapan mata dan tarikan napas, sebanyak jumlah pengetahuan yang Engkau miliki.".

Shalawat ini lebih dikenal dengan sebutan shalawat "Tafrijiyah". Tentang shalawat ini, Imam Al-Qurthubi menuturkan bahwa, barangsiapa yang membacanya secara rutin setiap hari sebanyak 41 kali atau 100 kali atau lebih, Allah akan melenyapkan kecemasan dan kesusahannya, menghilangkan kesulitan dan penyakitnya, memudahkan urusannya, menerangi hatinya, meninggikan kedudukannya, memperbaiki keadaannya, meluaskan rezekinya, dan membukakan baginya segala pintu kebaikan, dan lain-lain.

Shalawat ke-32


Artinya: "Ya Allah, limpahkanlah shalawat atas Muhammad, hamba dan Rasul-Mu serta Nabi yang ummi; atas keluarga Muhammad dan para isterinya, ibu kaum Mukmin, serta atas keturunan dan keluarganya, sebagaimana Engkau telah melimpahkan shalawat itu kepada Ibrahim dan keluarga Ibrahim. Di alam raya ini sesungguhnya Engkau Maha terpuji lagi Maha Mulia.

Ya Allah, berkatilah Muhammad, hamba dan rasul-Mu serta Nabi yang ummi; juga keluarga dan para isterinya, ibu kaum Mukmin serta keturunan dan Ahli Baitnya, sebagaimana Engkau telah memberkati Ibrahim dan keluarga Ibrahim, Di alam raya ini sesungnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia.".

Shalawat ini bersumber dari Hadist yang Sahih.

Shalawat ke-33


Artinya: "Ya Allah, limpahkanlah shalawat, berkah, dan rahmat-Mu kepada Muuhammad, hamba, Nabi, dan utusan-Mu; Nabi yang ummi, penghulu para rasul, imam orang-orang yang bertakwa, dan penutup para Nabi; Imam kebaikan dan panglima kebaikan, serta rasul rahmat, juga kepada isteri-isterinya, ibu kaum beriman, dan kepada keturunan dan Ahli Baitnya; kepada keluarga dan para sahabatnya, para penolong dan para pe-ngikutnya, serta umat dan para pencintanya-sebagaimana Engkau telah melimpahkan shalawat, berkah, rahmat kepada Ibrahim dan keluarga Ibrahim. Di alam raya ini sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia.

Limpahkanlah pula shalawat, berkah, dan rahmat atas kami bersama mereka, dengan shalauwat-Mu yang paling utama dan berkah-Mu yang paling suci; selama orang-orang yang ingat menyebut nama-Mu dan orang-orang yang lalai melupakan-Mu; sebanyak jumlah yang genap dan yang ganjil; sebanyak jumlah kalimat-Mu yang sem-purna dan diberkahi; dan sebanyak jumlah makhluk-Mu, keridhaan diri-Mu, perhiasan arsy-Mu, dan tinta kalimat-Mu--shalawat yang kekal sekekal diri-Mu.

Ya Allah, bangkitkanlah dia pada Hari Kiamat kelak pada derajat kedudukan yang terpuji, yang diinginkan oleh orang-orang dulu maupun orang-orang setelahnya; tem-patkanlah dia pada tempat yang dekat dengan-Mu pada Hari Kiamat; perkenankanlah syafaatnya yang besar; angkatlah derajatnya yang tinggi; dan berikanlah ke-padanya semua permintaannya di akhirat dan di dunia, sebagaimana yang telah Engkau berikan kepada Ibrahim dan Musa.

Ya Allah, jadikanlah kecintaannya di dalam kalangan mereka yang disucikan, kasih-sayangnya di kalangan mereka yang didekatkan, dan sebutannya di dalam ka-langan mereka yang ditinggikan. Berikanlah pahala yang setimpal kepadanya dari kami sesuai dengan haknya, dengan sebaik-baik pahala yang Engkau berikan kepada para Nabi dan umatnya. Berikanlah kebaikan kepada semua nabi. Shalawat dari Allah dan kaum Mukmin senantiasa terlimpah kepada Muhammad, Nabi yang ummi. Salam sejahtera tercurah atasmu, duhai Baginda Nabi, serta rahmat Allah, berkah-Nya, ampunan-Nya, dan keridhaan-Nya.

Ya Allah, sampaikanlah salam kami kepadanya, balaslah salam kami olehnya, tetapkanlah pada umat dan ke-turunannya amal perbuatan yang akan menyenangkan hatinya. Duhai Tuhan semesta alam.".

Shalawat ini adalah shalawat yang dikumpulkan oleh Al-Hafizh Al-Sakhawi di dalam kitab Al-Qawl al-Badî'. Disebutkan pula oleh Ibn Al-Hajar di dalam Al-Durr al-Mandhudh bahwa ia menghimpun segala lafal yang diriwayatkan.

Shalawat ke-34 (Shalawat Syekh Al Dayrabi)


Artinya: "Ya Allah limpahkanlah shalawat dan salam atas junjungan kami Muhammad, Nabi yang ummi; juga kepada keluarga dan para sahabatnya, selama orang-orang yang ingat menyebut-Mu dan orang-orang yang lalai melupakan-Mu sebanyak apa yang diliputi oleh ilmu Allah, dituliskan oleh qalam Allah, diterapkan dalam hukum Allah, dan seluas ilmu Allah; sebanyak jumlah segala sesuatu, berlipat gandanya segala sesuatu, dan sepenuh segala sesuatu; serta sebanyak makhluk Allah, perhiasan arsy Allah, keridhaan Allah, tinta kalimat Allah; seerta semua yang telah terjadi, yang akan terjadi, dan semua yang ada di dalam ilmu Allah dengan shalawat yang menghabiskan seluruh bilangan dan meliputi seluruh batasan; juga dengan shalawat yang berkesinambungan dengan kekalnya kerajaan Allah dan abadi dengan keabadian Allah.".

Shalawat ini disebutkan oleh Syekh Al-Dayrabi di dalam Mujarrabatnya. Ia termasuk sighat yang sangat bagus sekali untuk memberi Shalawat kepada Nabi S.a.w.

Ada yang berpendapat bahwa orang yang membacanya secara rutin selama 10 malam, tiap-tiap malam sebanyak 100 kali, pada saat hendak berbaring tidur di tempat tidurnya, sambil menghadap kiblat dan dalam keadaan suci (wudhu) yang sempurna, akan bermimpi melihat Nabi S.a.w.

Bersambung..


Baca Halaman Sebelumnya:
Amalan Shalawat Sahabat, Para Imam, Waliullah, Auliya wa Shalihin (1)
Amalan Shalawat Sahabat, Para Imam, Waliullah, Auliya wa Shalihin (2)

Baca Halaman Selanjutnya:
Amalan Shalawat Sahabat, Para Imam, Waliullah, Auliya wa Shalihin (4)
Amalan Shalawat Sahabat, Para Imam, Waliullah, Auliya wa Shalihin (5)
Amalan Shalawat Sahabat, Para Imam, Waliullah, Auliya wa Shalihin (6)
Amalan Shalawat Sahabat, Para Imam, Waliullah, Auliya wa Shalihin (7)

Amalan Shalawat Sahabat, Para Imam, Waliullah, Auliya wa Shalihin (2)

Amalan Shalawat Sahabat, Para Imam, Waliullah, Auliya wa Shalihin (2)

Di dalam kitab Al Mushtathraf fi Kulli Fannil Mustazraf diuraikan sejumlah 40 (empat puluh) Hadits mengenai Keutamaan-keutamaan Shalawat kepada Nabi Muhammad S.a.w. Di antara Hadist-hadist tersebut ialah sabda Rasululah S.a.w:

"Walaupun seseorang (dari) kamu membawa kebaikan-kebaikan (sebanyak) seisi dunia nanti di hari kiamat padahal tidak ada shalawat atasku, semuanya ditolak dan tidak diterima".

Rasulullah S.a.w juga bersabda: “Barangsiapa yang bershalawat kepadaku satu kali, maka Allah bershalawat kepadanya (melimpahkan rahmat) sepuluh kali”. (HR Muslim).

Marilah kita lanjutkan doa dan munajat kita kepada Allah S.w.t agar menambah limpahan dan curahan rahmat serta kemuliaan kepada Sayyidina Rasulullah Nabi Muhammad S.a.w, makhluk yang paling dicintai Allah S.w.t, maka dari hadits tersebut terbukalah rahasia keagungan cinta Allah S.w.t kepada orang-orang yang mencintai Rasul-Nya S.a.w.


Shalawat ke-11


Artinya: "Semoga Allah S.w.t mencurahkan shalawat kepada Muhammad ".

Imam Al-Sya'rani menuturkan bahwa Nabi S.a.w bersabda: "Barangsiapa yang membaca shalawat ini, berarti ia telah membukakan bagi dirinya tujuh puluh pintu rahmat, dan ditanamkan Allah kecintaan kepada dirinya dalam hati umat manusia.".

Diceritakan, seorang penduduk negeri Syam datang menghadap Rasulullah S.a.w seraya berkata, "Ya Rasulullah, ayah saya sudah sangat tua, namun beliau ingin sekali melihat Anda.". Rasulullah menjawab, "Bawa dia kemari!". Orang itu berkata, "la buta, tidak bisa melihat". Rasulullah S.a.w lalu bersabda, "Katakanlah kepadanya supaya ia mengucapkan Shallallahu 'Ala Muhammadin selama tujuh minggu setiap malam. Semoga ia akan melihatku dalam mimpi dan dapat meriwayatkan hadist dariku.". Anjuran Rasulullah itu dituruti oleh orang tersebut. Benar saja, ternyata ia bisa bermimpi melihat Rasulullah S.a.w, serta meriwayatkan hadist dari Beliau S.a.w.

Shalawat ke-12


Artinya: "Ya Allah, limpahkanlah shalawat dan salam kepada Muhammad dan Keluarganya.".

Diriwayatkan dari sahabat Anas bin Malik R.a, bahwa Rasulullah S.a.w Bersabda: "Barangsiapa yang mengucapkan Allahumma Shalli 'Ala Muhammadin wa Sallim ketika ia berdiri, dosa-dosanya akan diampuni sebelum ia duduk. Barangsiapa yang mengucapkannya ketika duduk, dosa-dosanya akan diampuni sebelum ia berdiri.".

Shalawat ke-13


Artinya: "Ya Allah, limpahkanlah Shalawat atas Muhammad, hamba dan nabi-Mu, nabi yang ummi.".

Imam Al Ghazali di dalam kitab Al Ihya' mengatakan, bahwa Rasulullah S.a.w bersabda: "Barangsiapa yang mengucapkan shalawat atasku pada malam Jumat se-banyak delapan puluh kali, Allah akan mengampuni dosa-dosanya selama delapan puluh tahun.". Kemudian ditanyakan, "Ya Rasulullah, bagaimana cara memberi shalawat kepadamu itu?". Rasulullah S.a.w menjawab: Allahumma Shalli 'Ala Muhammadin 'Abdika wa Nabiyyika al-Nabiyyi al-Ummi.".

Diriwayatkan bahwa, barangsiapa yang membacanya setiap hari dan setiap malam sebanyak 500 kali, niscaya dia tidak akan mati sebelum berjumpa dengan Nabi S.a.w dalam keadaan sadar.

Shalawat ke-14


Artinya: "Ya Allah, limpahkanlah shalawat atas Muhammad dan kelurga Muhammad sehingga tidak tersisa lagi satu shalawat pun; sayangilah Muhammad dan keluarga Muhammad sehingga tidak lagi tersisa satu rahmat pun; berkatilah Muhammad dan keluarga Muhammad sehingga tidak lagi tersisa satu berkah pun; dan limpahkanlah kesejahteraan kepada Muhammad dan keluarga Muhammad sehingga tidak lagi tersisa satu kesejahteran pun.".

Al-Fasi berkata: "Shalawat ini disebutkan oleh Jabar dari sahabat Ibn 'Umar R.a. Disebutkannya pula keutamaan yang besar dari shalawat ini dan kebajikan bagi seorang laki-laki yang mengucapakannya di hadapan Nabi S.a.w.".

Shalawat ke-15


Artinya: "Ya Allah, limpahkanlah shalawat atas Muhammad, dan tempatkanlah ia di tempat yang dekat dengan-Mu di hari kiamat.".

Shalawat ini dikemukakan oleh Al-Thabrani, Ahmad, Al-Bazzar, dan Ibn 'Ashim dari sahabat Ruwayfi bin Tsabit al-Anshari. Rasulullah S.a.w bersabda: "Barangsiapa yang mengucapkan shalawat atasku dengan shalawat ini, berarti ia berhak mendapatkan syafa'atku.".

Shalawat ke-16


Artinya: "Ya Allah, limpahkanlah shalawat kepada ruh Muhammad di alam ruh, kepada jasadnya di alam jasad, dan kepada kuburnya di alam kubur.".

Imam Al-Sya'rani menuturkan bahwa Nabi S.a.w telah bersabda, "Barangsiapa yang mengucapkan shalawat atasku dengan cara yang dikemukakan dalam shalawat ini, ia akan melihatku di alam mimpi. Barangsiapa yang melihatku di alam mimpinya, ia akan melihatku di hari kiamat. Barangsiapa yang melihatku di hari kiamat, aku akan memberinya syafa'at. Barangsiapa yang aku beri syafa'at, niscaya ia akan minum dari telagaku dan diharamkan jasadnya oleh Allah dari neraka.".

Shalawat ke-17


Artinya: "Ya Allah, limpahkanlah shalawat kepada Muhammad dan kepada keluarga Muhammad, di kalangan orang-orang dulu maupun orang-orang setelahnya, serta di alam arwah sampai Hari Kiamat.".

Imam Al-Sya'rani menuturkan bahwa seorang laki-laki menghadap Rasulullah S.a.w ketika Beliau sedang duduk di dalam masjid. Orang itu berkata: "Assalamu 'Alaykum, wahai Ahli Kemuliaan!". Orang itu lalu didudukkan oleh Nabi S.a.w di tengah-tengah, yaitu antara Beliau dan Abu Bakar R.a. Orang-orang yang hadir ketika itu menjadi heran menyaksikan hal itu hingga Nabi S.a.w menjelaskan: "Jibril telah datang kepadaku memberitahukan, bahwa orang ini telah memberi shalawat kepadaku dengan shalawat yang belum pemah dibaca oleh seorang pun sebelumnya.".

Lalu Abu Bakar R.a bertanya. "Bagaimana shalawatnya Ya Rasulullah?", kemudian Rasulullah S.a.w menyebutkan shalawat tersebut di atas.

Shalawat ke-18


Artinya: "Ya Allah, limpahkanlah shalawat dan salam atas Muhammad Hamba-Mu, Nabi-Mu, dan Rasul-Mu, Nabi yang ummi; juga atas keluarganya, isteri-isterinya, dan keturunannya, sebanyak jumlah makhluk-Mu, keridhaan diri-Mu, hiasan Arsy-Mu, dan tinta kalimat-Mu.".

Al-Hafizh Al-Sakhawi menuturkan, seandainya seseorang bersumpah bahwa ia akan mengucapkan shalawat yang paling utama, maka shalawat ini telah membebaskan ia dari sumpahnya itu.  Pensyarah kitab Dala'il mengatakan, bahwa lafal shalawat ini diambil dari hadist Ummul Mukminin Juwairiyah.

Shalawat ke-19


Artinya: "Ya Allah, limpahkilnlah shalawat atas junjungan kami, Muhammad, dengan suatu shalawat yang menyebabkan kami selamat dari semua ketakutan dan malapetaka, yang menyebabkan Engkau menunaikan semua hajat kami, yang menyebabkan Engkau menyucikan kami dari semua kejahatan, yang menyebabkan Engkau mengangkat kami ke derajat yang tinggi di sisi-Mu, dan yang menyebabkan Engkau menyampaian semua cita-cita kami berupa kebaikan-kebakan dunia dan akhirat.".

Shalawat di atas disebutkan di dalam kitab Dala'il. Dalam syarah kitab tersebut disebutkan riwayat dari Hasan bin 'Ali Al-Aswani. Ia berkata: "Barangsiapa yang membaca shalawat ini dalarn setiap perkara penting atau bencana sebanyak seribu kali, niscaya Allah akan melepaskan bencana itu darinya, dan menyampaikan apa yang diinginkannya.".

Shalawat ke-20 (Shalawat Nurul Qiyamah)


Artinya: "Ya Allah limpahkanlah shalawat atas junjungan kami, Muhammad, samudera cahaya-Mu, tambang rahasia-Mu, singgasana kerajaan-Mu, imam hadrat-Mu, bingkai kerajaan-Mu, perbendaharaan rahmat-Mu, dan jalan syariat-Mu, yang mendapat kelezatan dengan tauhid-Mu, insan yang menjadi sebab segala yang maujud, penghulu para makhluk-Mu, yang memperoleh pancaran sinar cahaya-Mu dengan shalawat yang kekal sekekal diri-Mu, yang tetap sebagaimana tetap-Mu, dan yang tidak ada akhir di balik ilmu-Mu; juga dengan shalawat, yang meridhakan-Mu dan meridhakannya serta meridhakan kami dengannya, duhai Tuhan semesta alam.".

Shalawat ini dinamakan shalawat Nurul Qiyamah (Cahaya Kiamat), disebut demikian karena banyaknya cahaya yang akan diperoleh oleh orang yang membacanya pada hari kiamat kelak. Sayyid Ahmad Al-Shawi dan ulama lainnya mengatakan, shalawat ini saya dapatkan tertulis di atas sebongkah batu dengan tulisan qudrati. Di dalam syarah atas kitab Dala'il disebutkan, sebagian pemuka para wali mengatakan bahwa shalawat ini berbanding dengan 14.000 shalawat lainnya.

Bersambung..



Baca Halaman Sebelumnya:
Amalan Shalawat Sahabat, Para Imam, Waliullah, Auliya wa Shalihin (1)

Baca Halaman Selanjutnya:
Amalan Shalawat Sahabat, Para Imam, Waliullah, Auliya wa Shalihin (3)
Amalan Shalawat Sahabat, Para Imam, Waliullah, Auliya wa Shalihin (4)
- Amalan Shalawat Sahabat, Para Imam, Waliullah, Auliya wa Shalihin (5)
- Amalan Shalawat Sahabat, Para Imam, Waliullah, Auliya wa Shalihin (6)
Amalan Shalawat Sahabat, Para Imam, Waliullah, Auliya wa Shalihin (7)

Chord dan Lirik

Ulasan Film

ad2

Keimanan dan Keyakinan

Olahan Makanan

Tempo Doeloe

Tips dan Trik

Explore Indonesia

Broker Kripto