Top Bisnis Online

Trading dan Investasi

ad1

Iklan Gratis

Tampilkan postingan dengan label eBook. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label eBook. Tampilkan semua postingan
Metode Rasulullah S.A.W Dalam Mengajar

Metode Rasulullah S.A.W Dalam Mengajar

Topoin.com - Topbisnisonline.com - Dalam metode pengajaran dan mengajak kepada kebaikan, Rasulullah S.a.w memakai metode Al-Qur'an dari firman Allah:

١٢٥. ادْعُ إِلِى سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُم بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَن ضَلَّ عَن سَبِيلِهِ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ 

Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.”. (QS. An-Nahl: 125) 

Dalam ayat mulia ini terdapat gambaran sempurna untuk bermacam cara ajakan kepada setiap golongan manusia dan sistem yang baik yang telah digariskan oleh ayat yang mulia yang selaras dengan berbagai macam corak manusia dan karakter mereka. Sebagian ada yang ahli ilmu yang mencari kebenaran, ada orang awam, dan ada yang apriori dan menentang.

Dan masing-masing golongan dari mereka ada cara tertentu dan metode untuk mengajak mereka dan memberi tahu mereka tentang dasar-dasarnya. Rasulullah mengajak bicara umat sesuai dengan kapasitas akal mereka. Sabda Beliau selalu sesuai dengan situasi dan kondisinya. Maka sabda Beliau cocok untuk semua golongan dengan penjelasannya selaras dengan golongan tersebut dan mengajak bicara sesuai dengan bahasa mereka.

Allah S.w.t telah menganugrahkan kepada Nabi-Nya kewibawaan dan menjadikan sabda-sabda Nabi-Nya disenangi dan diterima di setiap hati manusia dan tidak membutuhkan penjelasan selainnya.

Imam al-Qodli Iyadl berkata:

Allah S.w.t telah menaruh mahabbah diatas sabda Nabi-Nya dan melapisinya dengan mudah diterima. Allah juga mengumpulkan kepada Nabi-Nya antara kewibawaan dan kemanisan. Walaupun tanpa diulangi dan si pendengar juga tidak membutuhkan pengulangan maka sabda Beliau tidak berkurang satu kalimat pun, tidak membuat kaki terpeleset (tersesat) dan tidak rusak hujjahnya.”.

Apabila kita melihat ketiga golongan di atas maka kita akan memahami bahwasannya ayat ini terkhusus kepada setiap golongan dengan cara tertentu.

Maka golongan pertama (golongan ahli ilmu) cara mengajak dan mengajari mereka ialah menggunakan kata-kata ilmiyah yang benar dan dengan dalil yang menjelaskan kebenaran yang menghilangkan kerancuan. Karena mereka tidak akan puas kecuali dengan dalil-dalil jelas yang menghilangkan kesalah fahaman mereka, serta menguatkan argumentasi kepada mereka sehingga mereka mendapatkan petunjuk ke jalan Allah.

Adapun golongan kedua (orang-orang awam) maka cara mengajak dan mengajari mereka ialah dengan petuah-petuah yang bagus yakni ucapan-ucapan yang memuaskan dan yang bermanfaat sesuai cara yang tidak samar bagi mereka dengan menasehati mereka dan memberitahukan sesuatu yang bermanfaat bagi mereka. Maka mereka tidak membutuhkan lagi penguat ucapan, karena mereka orang awam yang tidak membutuhkan dalil dan mereka tidak mengetahui kerancuan-kerancuan.

Adapun golongan ketiga (para penentang) maka cara mengajak dan mengajari mereka ialah dengan membantah mereka dengan cara yang baik, halus, memilih pendapat yang ringan dan menggunakan pendahuluan-pendahuluan yang masyhur untuk menenangkan kekacauan mereka dan memadamkan kobaran hati mereka sehingga mereka kembali kepada jalan Allah.

Terkadang pengajaran Rasulullah S.a.w kepada umatnya dengan metode tanya jawab yakni salah satu diantara shahabat menyampaikan pertanyaan kemudian Beliau menjawabnya, seperti dalam hadits yang menerangkan kebajikan dan dosa. Diriwayatkan dari an-Nuwas bin Sam'an R.A, beliau berkata:

“Aku bertanya kepada Rasulullah S.a.w tentang kebajikan dan dosa, lalu Rasulullah S.a.w menjawab: “Kebajikan adalah bagusnya budi pekerti, dan dosa adalah sesuatu yang membuat bimbang hatimu dan sesuatu yang tidak kamu sukai bila dilihat oleh orang lain.”. Dengan metode seperti inilah para perempuan bertanya kepada Rasulullah S.a.w kemudian Beliau menjawabnya.

Dengan ini kita memahami bahwasannya metode Nabi S.a.w dalam pendidikan diletakkan dalam rancangan yang lurus.

~ Karakter Pendidikan Abuya As-Sayyid Muhammad Alawi Al-Maliki  ~

Baca selengkapnya, download pdf Karakter Pendidikan Abuya As-Sayyid Muhammad Alawi Al-Maliki - karya K.H. Muhammad Najih Maimoen.

Larangan Mengkafirkan Orang Islam

Larangan Mengkafirkan Orang Islam

Berikut ini adalah beberapa pembahasan tentang Al Masail Al Khilafiyah yang kami kutip dari apa yang dirangkum oleh Syaikhuna Al ‘Allamah Al Habib Zain bin Ibrahim bin Sumait dalam kitabnya yang berjudul Al Ajwibah Al Gholiyah.

Kami kutip bahasan ini agar dapat diambil manfaat besar oleh segenap kaum muslimin. Mudah-mudahan Allah membimbing kita semua ke jalan yang diridhai-Nya. Aamiin.

Apa yang harus dilakukan oleh setiap orang Islam ketika terjadi perbedaan?

Jawab: Ketahuilah, bahwa Rasulullah Shalallahu Alaihi wa Aalihi wa Shahbihi wa Salam, benar-benar telah memerintahkan menetapi golongan mayoritas umat Islam, ketika terjadi ikhtilaf (perselisihan). Beliau memberitahukan, sesungguhnya umatnya terpelihara dari persepakatan sesat atau salah dalam urusan agama. Di dalam beberapa hadits Beliau menjelaskan tentang hal ini, antara lain:

لسواد الأعظم 􀁡 إن أمتي لا تجتمع على ضلالة فإذا رأيتم الإختلاف فعليكم

"Sesungguhnya umatku tidak dapat bersepakatan membuat kesesatan. Apabila kamu semua melihat perselisihan, maka kamu harus menetapi golongan terbesar.".

عن ابن عمر رضي لله تعالى عنه عن النبي صلى الله عليه وسلم قال ان لله لا يجمع أمتى على ضلالة أبدا ويد لله مع
الجماعة فاتبعوا السواد الاعظم. ومن شذ شذ في النار.

Dari Ibnu Umar R.a, dari Nabi Saw, Beliau bersabda: "Sesungguhnya Allah tidak menghimpunkan umat untuk membuat kesesatan selama-lamanya. Tangan Allah (Kekuasaan dan pembelaan Allah) itu disertakan pada jama'ah, maka ikutilah golongan paling besar (banyak), barangsiapa yang memencilkan diri, maka terpencil dalam neraka.". (HR. at-Turmudzi dan al-Hakim).

قال صلى الله عليه وسلم سألت ربى أن لا يجمع أمتي على ضلالة فأعطا نيها.

Rasulullah S.a.w bersabda: "Saya telah memohon kepada Tuhanku Allah, agar tidak menghimpunkan umat bersepakat atas suatu kesesatan, dan Dia memenuhi permohonan itu kepadaku.". (HR. Imam Ahmad).

Para ulama berkata: Dengan ucapan Alhamdulillah, golongan Ahlus Sunnah wal Jama'ah sejak zaman permulaan sampai kini senantiasa merupakan golongan terbesar. Dengan demikian, maka tidak salah, bahwa golongan Ahlus Sunnah merupakan golongan yang selamat yang tetap berpegang pada al-Quran dan as-Sunnah (hadits) dan apa yang diikuti oleh para sahabat, tabi'in dan pemuka-pemuka para imam ahli ijtihad yang mereka ini merupakan generasi terdahulu dari umat Nabi Muhammad S.a.w Golongan Ahlus Sunnah inilah yang diisyaratkan dalam sabda Nabi Muhammad S.a.w:

إن بنى إسرائيل افترقت على اثنتين وسبعين ملة وستفترق أمتي على ثلاث وسبعين ملة كلها فى النار إلا
عليه وأصحابى. 􀀔 رسول لله؟ قال من كان على مثل ما أ 􀂖 ملة واحدة قالوا من هي

"Sesungguhnya Bani Isra'il berpecah menjadi 72 aliran, dan umatku akan berpecah menjadi 73 aliran, semuanya masuk dalam neraka kecuali satu aliran" Para sahabat bertanya: "Siapakah satu aliran itu, ya Rasulullah?" Beliau S.a.w bersabda: "Siapa yang menetapi apa yang aku dan sahabat-sahabatku menetapinya.". (HR. at-Turmudzi dan al-Baihaqi).


Apa yang harus dilakukan oleh orang yang belum mencapai tingkatan Ijtihad?

Jawab: Setiap orang mukmin yang mengikuti syariat Nabi Muhammad S.a.w wajib mempercayai apa yang diterangkan oleh ayat-ayat al-Qur'an dan as-Sunnah yang tegas dan jelas. Dalam hal seperti ini, ia harus berpegangan ucapan ulama-ulama yang terkenal di kalangan orang-orang khusus dan awam, sebagaimana imam-imam yang berjumlah empat orang, yaitu: Imam as-Syafi'i, Imam Malik, Imam Abu Hanifah, Imam Ahmad bin Hambal dan imam selain mereka. Orang yang taqlid kepada salah seorang dari mereka dalam beramal dengan dalil kitab al-Qur'an dan as-Sunnah yang mereka pahami, menurut Allah orang itu selamat dalam taqlid tersebut, karena Allah telah memperkenankan para ahli ijtihad agar berijtihad, dan orang ahli taklid untuk bertaqlid. Allah S.w.t berfirman:

فاسألوا أهل الذكر إن كنتم لا تعلمون .

"Maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui". (QS [16] an-Nahl: 43)

Maka jelaslah, bahwa orang yang bukan ahli ijtihad harus taklid kepada salah seorang dari imam ahli ijtihad. Itulah jalan orang-orang mukmin, dan orang yang bukan ahli ijtihad itu seharusnya tidak mendakwakan ijtihad dan mengambil hukum-hukum dari al-Qur'an dan as-Sunnah secara langsung, tanpa membutuhkan taklid kepada para imam ahli ijtihad, karena sejak zaman sahabat dan tabi'in hukum-hukum dan kaidah-kaidah Islam telah ditetapkan, penggalian hukum-hukum dan kaidah-kaidah Islam tersebut dari al-Qur'an dan as-Sunnah telah sempurna dan atas dasar hukum dan kaidah tersebut kitab-kitab ushul dan furu’ telah disusun. Sehingga bagi generasi sesudah mereka cukup merujuk pada hukum-hukum tersebut dan taklid kepada para ulama yang bobot keilmuannya telah diketahui oleh kalangan orang-orang khusus dan awam.


Apa manfaat Ikhtilaf (perbedaan) antara para Imam Ahli Ijtihad?

Jawab: Perlu dimengerti, bahwa ikhtilaf yang terjadi antara para imam ahli ijtihad itu merupakan suatu rahmat dari Allah S.w.t untuk umat ini. Sesungguhnya mereka itu tidak berbeda pendapat dalam masalah-masalah ushul (pokok). Perbedaan di antara mereka hanya terbatas pada masalah furu' (cabang) karena tidak adanya ketetapan nash yang qath'i tentang hukum masalah-masalah tersebut. Ikhtilaf dalam masalah-masalah seperti itu membuat kemudahan dan kelonggaran bagi semua orang serta membebaskan mereka dari kesulitan, kebingungan dan keputus-asaan yang hal itu sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh Allah S.w.t. sebelumnya, berdasarkan firman-Nya:

يريد لله بكم اليسر ولا يريد بكم العسر

"Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu.".

وما جعل عليكم فى الدين من حرج

"Dan Dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesempitan.". (QS [22] al-Hajj: 78).

Disebutkan juga dalam suatu hadits Nabi Shalallahu Alaihi wa Aalihi wa Shahbihi wa Salam:

إختلاف أمتي رحمة

"Perbedaan umatku itu suatu rahmat.".

Hadits ini ditakhrij oleh Syaikh al-Muqaddasi dalam kitab al Hujjah dan dikutip oleh as-Suyuthi dalam kitab al-Khashais al-Kubra. Imam al-Khatib dari Isma'il bin Abu al-Mujalid meriwayatkan: Sesungguhnya khalifah Harun al-Rasyid berkata kepada Imam Malik bin Anas: "Hai Abu Abdillah, kami akan menulis kitab ini (Al-Muwattha') dan kami menyebarkannya ke seluruh negara Islam.", Imam Malik berkata:

"Hai Amirul Mukminin, sesungguhnya ikhtilaf di antara ulama itu merupakan rahmat untuk umat ini, masing-masing (ulama) mengikuti hadits yang paling shahih menurutnya, masing-masing mengikuti petunjuk dan masing-masing menghendaki ridha Allah.".

Adapun orang-orang yang berbeda pendapat dalam masalah-masalah ushul atau dasar agama, maka bukanlah orang-orang yang dirahmati dan bukan pula orang-orang yang diridhai kecuali mereka yang sesuai dengan kebenaran (haq), yaitu orang-orang Ahlus Sunnah wal Jama'ah yang tetap berpegang teguh pada apa yang diamalkan oleh Nabi S.a.w dan para Sahabat Beliau.


Bolehkah mengkafirkan orang islam?

Jawab: Tidak boleh, sesungguhnya mengkafirkan orang islam, (yakni) orang-orang yang telah mengucapkan kalimat لا اله الا لله merupakan perkara berat, tidak ada yang berani melakukannya kecuali orang yang memang disesatkan oleh Allah ta’ala. Yang buruk persangkaannya dan mengikuti dorongan hawa nafsunya.

Apa dalilnya?

Di dalam Hadits yang Shahih ada disebutkan:

ا أحدما ، ان كان كما قال وإلا رجعت اليه 􀂬 ء 􀁡 إن النبي صلى الله عليه وسلم قال: إذا كفر الرجل أخاه فقد

Sesungguhnya Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam telah bersabda: “Apabila seseorang mengkafirkan saudara sesamanya, maka pengkafiran itu pasti menimpa pada salah satunya. Jika yang dikafirkan itu memang kafir, maka ia kafir. Jika yang dikafirkan tidak kafir, maka kekafiran itu kembali menimpa kepada orang yang mengkafirkan.”. (HR. Imam Muslim).

Imam abu Bakar al-Baqilani mengatakan: “memasukkan seribu orang kafir ke dalam islam karena ada kemiripan islam dalam satu hal saja itu lebih kecil resikonya daripada mengkafirkan seorang muslim karena ada seribu kemiripan kekafiran.”, ini mengkafirkan hanya seorang muslim, lalu bagaimana halnya (bila ada) orang yang berani mengkafirkan mayoritas orang islam dan menghukuminya syirik hanya karena mereka melakukan tawassul dan mengambil berkah peninggalan orang-orang baik, sementara keimanan mereka telah jelas nyata dan hati mereka tetap meng-Esa-kan Allah, Tuhan seluruh alam.

Dalam menolak orang-orang yang biasa mengkafirkan orang-orang islam hanya dengan alasan hanya seperti itu dan orang-orang yang mengikuti madzhab yang berpendirian seperti itu yang di dalamnya sarat dengan faham-faham yang keliru, cukuplah kiranya membaca kembali sabda Rasulullah S.a.w:

ان الشيطان قد آيس أن يعبده المصلون في جزيرة العرب ولكن في التحريش بينهم.

Sesungguhnya setan benar-benar putus asa dalam usahanya agar disembah oleh orangorang yang menjalankan shalat di semenanjung arab, tetapi setan mengambil cara adu domba di antara mereka.”. (HR. Imam Muslim dan At-Turmudzi).

Di dalam hadits tersebut Rasulullah S.a.w dengan tegas menjelaskan, bahwa orang-orang dari umat ini yang mengamalkan shalat tidak menyembah kepada selain Allah selamanya dan tidak berbuat syirik.

Dalam sebuah riwayat lain ketika Nabi. S.a.w. Melakukan ibadah haji wada’ bersabda:

رضكم هذه بعد هذا اليوم ابدا ولكنه رضي منكم بما دون ذلك مما تحتقرون من 􀃆 ان الشيطان قد آيس أن يعبد
أعمالكم فاحذرو على دينكم.

Sesungguhnya setan telah putus asa dalam usahanya agar dapat disembah di bumi kalian ini sesudah hari ini untuk selama-lamanya. Tetapi setan merasa puas dengan usahanya selain itu, berupa kerendahan perbuatan (amal) kamu semua, maka berhati hatilah terhadap urusan agama kamu semua.”.

Demikian itulah peringatan Rasulullah S.a.w yang pasti benar, karena Beliau tidak berkata menurut hawa nafsunya. Apa yang Beliau ucapkan semata-mata wahyu dari Allah Ta’ala.

~ Al Ajwibah Al Gholiyah karya Al ‘Allamah Al Habib Zain bin Ibrahim bin Sumait ~

Baca selengkapnya, download: Al Ajwibah Al Gholiyah Pdf.
Sumber: www.alhabibahmadnoveljindan.org

Penjelasan Kitab Ar-Risalatul Jami’ah - Al Habib Munzir Al Musawa

Penjelasan Kitab Ar-Risalatul Jami’ah - Al Habib Munzir Al Musawa

Kitab Ar-Risalah Al Jami’ah adalah kitab fiqh yang ditulis oleh Hujjatul Islam wabarakatul anam Al Imam Muhammad bin Zein Al Habsyi R.a, yang oleh gurunya yaitu Hujjatul Islam Al Imam Abdullah bin Alwi Al Haddad sahib Ar-Ratib R.a, beliau berkata bahwa salah satu muridnya yang sampai derajat ilmu syariatnya kepada Al Imam As-Syafi'i adalah Al Imam Ahmad bin Zein Al Habsyi.

Kitab fiqh ringkas ini dijelaskan oleh Al Habib Munzir Al Musawa dengan pensyarahan yang tidak rumit sehingga dengan mudah dapat kita pahami.

Sedikit dari sejarah kehidupan Al Habib Ahmad bin Zein al Habsy, bahwa beliau dilahirkan di kota Ghurfa pada awal tahun 1069 H, di sanalah beliau tumbuh hingga dewasa. Pada awal-awal mencari ilmu, Al Habib Zein banyak berjalan kaki bepindah-pindah dari satu kota ke kota yang lainnya, Shibam, Tares, Seiwun, dan Tarem untuk mencari ilmu. Beliau menimba ilmu dari gurunya Sayyed Ahmad bin Abdullah Balfageh, belajar ilmu syari'ah, tasawwuf, sejarah, sastra, adab dan lainnya. Salah satu gurunya yang masyhur adalah Al Habib Abdullah bin Alwi Al Haddad, yang selama 40 tahun membaca kepada beliau lebih dari 70 kitab dari berbagai macam ilmu, hingga saat kewafatan menghampiri guru beliau, yang ketika itu sedang membaca kitab al Muwattha.

Gurunya yaitu Imam Haddad menyifati beliau dengan sifat; orang 'alim yang zuhud dan banyak dikunjungi dari berbagai penjuru dunia. Al Habib Zein banyak menulis buku-buku, nasehat (ceramah) dan tulisan-tulisan yang kesemuanya sangat membawa manfaat dan faedah, beliau juga telah membangun sejumlah mesjid di wilayah Hadramaut. Beliau wafat pada Asar hari Jum'at 19 Sya'ban 1145 H di Hadramaut.

e-Book: Al Habib Munzir Al Musawa - Penjelasan Kitab Ar-Risalatul Jami’ah
Download links: mediafire | 4shared | wordpress

Keterangan:
- File Pdf, 149 halaman, memuat bagian 1 s/d 30, size 9 Mb
- Buka jendela bookmark atau go to.. untuk berpindah ke bagian lainnya
- Bersumber dari halaman tayang www.majelisrasulullah.org

Semoga bermanfaat, wassalam

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَاَلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلِّمْ

Download juga: e-Book Tausiyah Al Habib Munzir Al Musawa


Terjemah Kitab Ihya Ulumuddin  - Imam Al Ghazali

Terjemah Kitab Ihya Ulumuddin - Imam Al Ghazali

"Jika semua kitab Islam hilang, dan yang tersisa hanya kitab al-Ihya, ia dapat mencukupi semua kitab yang hilang tersebut"

Kitab Ihya Ulumuddin adalah sebuah kitab monumental karya Imam Al Ghazali yang sangat terkenal dan telah banyak dibaca oleh berbagai kalangan. Oleh ulama-ulama fuqaha, Ihya dijadikan sebagai rujukan standar dalam bidang fiqih, sedangkan oleh para sufi, kitab ini memuat materi-materi pokok yang tidak boleh ditinggalkan. Kedua bahagian ilmu tersebut (fiqih dan tasawuf) memang terkandung di dalam kitab ini, sehingga menjadikan Ihya sebagai kitab yang sangat hebat, karena didalamnya telah terangkum berbagai jenis ilmu.

Awalnya penyalinan kitab dilakukan dengan cara tulisan tangan (makhtutoh) yakni Al Ihya dibuat sebanyak hampir 120 makhtutoh yang kemudian di simpan di perpustakaan-perpustakaan terkenal di dunia, seperti Perpustakaan Darul Kutub Al-Misriyyah, Al-Azhar, Paris, Istanbul, Teheran, dan lainnya. Setelah era ditemukannya mesin percetakan, cetakan Ihya terus dilakukan dan diperbanyak, sehingga menjadi tersebar ke berbagai negara Muslim.

Secara global, isi keseluruhan kitab Ihya Ulumuddin telah mencakup tiga sendi utama pengetahuan Islam, yakni Syari`at, Thariqat, dan Haqiqat. Imam Ghazali juga telah mengkoneksikan ketiganya dengan praktis dan mudah ditangkap oleh nalar pembaca. As-Sayyid Abdullah Al Aydrus memberikan sebuah kesimpulan bahwa dengan memahami kitab Ihya, seseorang telah cukup untuk meraih tiga sendi agama Islam tersebut.

Imam Zainuddin al-Iraqi berkata: “Kitab Ihya Ulumuddin adalah termasuk kitab Islam paling agung dalam mengetahui halal dan haram, menghimpun hukum hakam zahir, dan mencabutnya kepada rahasia-rahasia yang sangat dalam pemahamannya. Tidak cukup hanya masalah furu’ dan persoalannya, dan tidak pula membiarkan mengarungi lebih dalam ke dasar samudera sehingga tidak mampu kembali ke tepian, akan tetapi beliau mengumpulkan antara ilmu zahir dan ilmu bathin, menghiasai makna-maknanya dengan sebaik-baik tempatnya. Menuturkan mutiara-mutiara lafaz dan dhabtntya.“. (Ta’rif al-Ahya bi Fadhail al-Ihya: 9).

Quthbil Auliya As-Sayyid Abdullah Al Aydrus Al Akbar berpesan kepada segenap umat Islam untuk selalu berpegang teguh pada Al Qur’an dan Sunnah, sedangkan penjelasan (mengenai) keduanya, telah termuat dalam Kitab Ihya Ulumiddin karya Imam Ghazali.

Sekilas Mengenai Penulis

Beliau adalah Abu Hamid Muhammad bin Muhammad Ibnu Muhammad al Ghazali, yang lebih dikenal dengan nama Imam Al Ghazali. Beliau dilahirkan di kota Thos, Khurasan, negeri Persia, pada tahun 450 Hijriyah. Imam Al Ghazali belajar fiqih pada Ulama Fiqih Syafi’i yang mashur, yaitu Imamul Haraini Abul Nfa’ali Al Juwaini (w 478 H) di negeri Nisabur, Persia.

Imam Al Ghazali adalah seorang alim besar, sufi, ahli hukum, yang digelari sebagai Zainuddin Hujatul Islam, ia seorang ulama terkemuka yang sangat berpengaruh di dunia Islam. Tak hanya itu bahkan Majelis Pengajiannya pun diberi nama oleh orang-orang dengan julukan “Majelis 300 Sorban besar”. Beliau selain ahli fiqih, juga ahli tasawuf yang tak ada tandingannya ketika itu. Imam Ghazali juga mengajar pada Sekolah Tinggi Syafi’iyah An Mizhamiyah di Bagdad tahun 484 H.

Dalam fiqih Syafi’i, beliau mengarang kitab-kitab Al Wasith, Al Basith tlan Al Wajiz yang sampai sekarang terpakai pada sekolah-sekolah Syafi’iyah. Salah satu kitab yang ditulisnya dalam bidang tasawuf ialah Kitab Ihya Ulumuddin, kitab ini sangat terkenal dan hingga kini dipakai oleh seluruh ulama dalam dunia Islam. Begitu luas dan dalamnya pembahasan dalam karyanya ini, sejumlah ulama banyak memberikan komentarnya atas kitab ini. Imam an-Nawawi berkata: ”Jika semua kitab Islam hilang, dan yang tersisa hanya kitab al-Ihya`, ia dapat mencukupi semua kitab yang hilang tersebut.”.

Download Terjemah Kitab Ihya Ulumuddin (Bahasa Indonesia):

melalui server mediafire: Jilid 1 | Jilid 2 | Jilid 3
melalui server 4shared: Jilid 1 | Jilid 2 | Jilid 3

Bagi anda yang lancar membaca dengan huruf arab 'gundul', silahkan download juga versi arabic berikut:

e-Book Kitab Ihya Ulumuddin (Arabic) Volume 1 | Volume 2 atau melalui archive: Vol 1 | Vol 2

Catatan penting: khusus bagi penelaah kitab-kitab yang berbahasa arab, terutama lagi kitab klasik, pembaca sangat ditekankan agar terlebih dahulu menguasai ilmu nahwu, shorof dan balagah arabiyah, serta beberapa ilmu 'alat' lainnya, ini dimaksudkan agar pembaca mencapai kepada puncak pengertian dan pemahaman yang tertinggi dari apa yang ingin disampaikan oleh penulis melalui kitabnya.

Wassalam


Terjemah Kitab Sirah Nabawiyah Nurul Yaqin

Terjemah Kitab Sirah Nabawiyah Nurul Yaqin


Nurul Yaqin, sebuah kitab karya Syekh Umar Abdul Jabbar, berisi Sejarah Perjalanan Hidup Nabi Muhammad S.a.w. Kitab ini adalah kitab klasik kalangan pesantren dan umumnya ditujukan untuk Madrasah Ibtidaiyah, namun kami merasa ini sangat penting disampaikan ulang, agar umat semakin mengenal dan mencintai Nabinya, Rasulullah S.a.w, meneladani ahlak dan sunnah Beliau S.a.w.

Dalam Terjemah kitab Nurul Yaqin ini, penulis mencoba menguraikan Ringkasan Sirah Nabawiyah dangan bahasa yang sederhana dari sejarah-sejarah dan biografi Rasulullah S.a.w.

Download Terjemah Kitab Sirah Nabawiyah Nurul Yaqin (Pdf): Jilid 1 | Jilid 2

Wassalam

Terjemah Kitab Mafahim Yujibu an-Tusahhah - Sayyid Alwi Al Maliki

Terjemah Kitab Mafahim Yujibu an-Tusahhah - Sayyid Alwi Al Maliki

Mafahim Yujibu an-Tusahhah (Konsep-konsep yang perlu diluruskan) adalah salah satu kitab karya Sayyid Muhammad bin Alwi Al-Maliki, bersinar layaknya suatu kemilau mutiara.

Inilah seorang Ulama Ahlussunnah Wal Jama'ah yang menantang rekan-rekan senegaranya, kaum wahabi (salafi), dan membuktikan kesalahan doktrin-doktrin mereka dengan menggunakan sumber-sumber dalil mereka.

Karena keberanian intelektual beliau inilah, Sayyid Muhammad Alwi Al Maliki dikucilkan dan dicekal dari kedudukannya sebagai pengajar di Masjidil Haram, Mekkah. Kitab-kitab karya beliau dilarang, bahkan kedudukan beliau sebagai professor di Umm ul-Qura pun dicabut, beliau ditangkap dan pasportnya ditahan.

Namun dalam menghadapi semua hal tersebut, Abuya Sayyid Muhammad sama sekali tidak menunjukkan kepahitan dan keluh kesah. Beliau tak pernah menggunakan akal dan intelektualitasnya dalam amarah, melainkan menyalurkannya untuk memperkuat orang lain dengan ilmu (pengetahuan agama) dan tasawwuf.

Dari banyak hal yang diungkapkan dalam buku ini, salah satunya ialah larangan menjatuhkan vonis kufur (takfir) secara serampangan, yakni menjelaskan mengenai salahnya landasan dan ukuran yang digunakan sebagian orang untuk menetapkan kafir dan menyimpulkan sesat kepada saudaranya sesama Muslim. Seperti yang kita ketahui bahwa paham atau tradisi menganggap kafir dan menuduh sesat Muslim lain itu marak dihembuskan oleh kalangan kaum minoritas wahabi (di masyarakat umum, biasanya mereka mengaku salafi), dengan gigih mereka menebarkan api fitnah di antara barisan kaum Muslim mayoritas (Aswaja).

Masalah lainnya, mengenai Tasawuf yang juga termasuk yang menjadi sasaran tembak utama orang-orang yang 'mengaku ulama' itu. Mereka menyebarkan fitnah dan tuduhan terhadap ilmu tasawuf dan para ahlinya yang tentu saja para ulama ahli tasawuf terbebas dari apa yang mereka tuduhkan itu. Padahal, para pembenci ulama saleh itulah yang justru sedang berada dalam pemahaman yang keliru, banyak dari konsep-konsep mereka yang perlu diluruskan kepada pengertian yang benar, yakni paham-paham yang didasarkan pada pemahaman yang benar terhadap kitab Allah dan Sunnah Rasulullah S.a.w.

Baca selengkapnya dalam Kitab Mafahim Yujibu an-Tusahhah karya Sayyid Alwi Al Maliki.


Untuk lebih mengenal lebih dekat Abuya Sayyid Alwi Al Maliki, serta wasiat dan nasehat-nasehat beliau, anda bisa membaca sebuah biografi ringkas beliau pada halaman berikut ini: Sayyid Muhammad Ibn Alawi Al Maliki Al Hasani.

Download Terjemah Kitab (Pdf):

Judul: Mafahim Yajibu an Tushahhah (Konsep-konsep Yang Perlu Diluruskan)
Penulis: Sayyid Muhammad bin Alwi al-Maliki Al Hasani
Lembar: 228 Halaman

Bahasa Arab (gundul) melalui mediafire | wordpress (2.11 Mb)
Bahasa Indonesia melalui mediafire | wordpress (1.70 Mb)

Download juga: Karakter Pendidikan Abuya As-Sayyid Muhammad Alawi Al-Maliki (pdf)

Terjemah Kitab Uquudu Lujain - Imam Nawawi al-Bantani

Terjemah Kitab Uquudu Lujain - Imam Nawawi al-Bantani

"Sebuah risalah ringkas untuk memahami lebih jauh lagi mengenai tuntunan syariat dalam membina bahtera keluarga"

Rasulullah S.a.w bersabda: “Sebaik-baik orang di antara kamu adalah mereka yang paling bagus terhadap istri-istrinya. Dan aku adalah orang yang terbaik di antaramu terhadap keluargaku. (istri-istriku)”. (Riwayat Ibnu Hibban).

Berikut ini adalah sebuah bulletin yang dibuat dengan suatu pegangan kitab yaitu Uquudu Lujain Fii Bayaani Huquuzzaujaini karya Imam Nawawi al-Bantani. Sebuah bulletin berisikan risalah yang membahas perihal Rumah Tangga Islami. Dalam bulletin ini mencoba membawa pembaca untuk memahami lebih jauh lagi mengenai tuntunan syariat dalam membina bahtera keluarga yang sakinah, mawaddah wa rahmah.

Di dalamnya dibahas banyak perkara-perkara penting dalam bahtera keluarga, seperti hak-hak isteri terhadap suami dan juga sebaliknya, kewajiban menjaga diri dan keluarga, wasiat, nasehat bagi kedua pasangan serta berbagai permasalahan mendasar lainnya seputar kehidupan berumah-tangga. Satu yang menarik dalam bulletin ini ialah terdapatnya kisah-kisah dan hikayat tentang kehidupan berumah-tangga yang sarat dengan pelajaran-pelajaran berharga, yang tentunya diharapkan pembaca dapat menarik hikmah dari kisah dan hikayat tersebut.

Imam Nawawi al-Bantani adalah seorang Syekh yang diakui alim dalam semua bidang ilmu keislaman, hingga dalam dunia at-thariqah ash-shufiyah. Nama lengkapnya adalah Syekh Muhammad Nawawi bin Umar ibnu Arabi bin Ali al-Jawi al-Bantani. Beliau adalah anak sulung seorang ulama Banten, Jawa Barat, lahir pada tahun 1230 Hijrah (1814 M) di Banten dan wafat di Mekkah tahun 1314 Hijrah (1897 M). Semenjak kecil, beliau mendalami ilmu agama kepada ayahnya sendiri, hingga akhirnya beliau berangkat belajar ke Mekkah. Karena penguasaannya terhadap berbagi disiplin ilmu agama serta pemahamannya yang begitu luas, oleh para guru dan ulama, beliau digelari sebagai Imam Nawawi ats-Tsani, artinya Imam Nawawi yang Ke-dua. (yakni setelah Imam Nawawi ad-Dimsiqiy).

Download Terjemah Kitab Uquudu Lujain (Pdf) melalui: mediafire | wordpress (508 Kb).

Selamat membaca. Wassalam

Terjemah Kitab Al Adzkar - Imam Nawawi

Terjemah Kitab Al Adzkar - Imam Nawawi

Kita tentu telah mengenal Kitab Al-Adzkar al-Muntakhabatu min Kalaami Sayyidi al-Abraar karangan Imam Nawawi. Di kalangan pesantren, kitab ini lebih dikenal dengan sebutan kitab al-Adzkar, yang isinya membicarakan pasal-pasal dzikir, doa, wirid, dan sebagainya, baik yang berupa ringkasan, kutipan, maupun pensarian dari kitab-kitab klasik.

Al-Imam al-Allamah Abu Zakaria Muhyuddin bin Syaraf an-Nawawi ad-Dimasyqi, atau lebih dikenal sebagai Imam Nawawi, adalah salah seorang ulama besar mazhab Syafi’i. Ia lahir di desa Nawa, dekat kota Damaskus, pada tahun 631 H dan wafat pada tahun 24 Rajab 676 H. Kedua tempat tersebut kemudian menjadi nisbat nama beliau, an-Nawawi ad-Dimasyqi. Beliau adalah seorang pemikir muslim di bidang fiqih dan hadits.

Imam Nawawi pindah ke Damaskus pada tahun 649 H dan tinggal di distrik Rawahibiyah. Di tempat ini beliau belajar dan sanggup menghafal kitab at-Tanbih hanya dalam waktu empat setengah bulan. Kemudian beliau menghafal kitab al-Muhadzdzabb pada bulan-bulan yang tersisa dari tahun tersebut, dibawah bimbingan Syaikh Kamal Ibnu Ahmad.

Semasa hidupnya, beliau selalu menyibukkan diri dengan menuntut ilmu, menulis kitab, menyebarkan ilmu, ibadah, wirid, puasa, dzikir, sabar atas terpaan badai kehidupan. Pakaian beliau adalah kain kasar, sementara serban beliau berwarna hitam dan berukuran kecil.

Download Terjemah Kitab Al Adzkar - Imam Nawawi

Melalui link berikut, anda bisa membacanya secara online, dan juga mendownloadnya:

Download Terjemah Kitab Al Adzkar An-Nawawi Part 1 | Part 2 | Part 3 | Part 4 | Part 5

Download via google drive: Al Adzkar An-Nawawi Part 1 | Part 2 | Part 3 | Part 4 | Part 5

google drive links bersumber dari: www.almuhibbin.com

Terjemah Asy-Syamail - Imam At-Tirmidzi

Terjemah Asy-Syamail - Imam At-Tirmidzi

Berikut petikan bahagian penutup dari terjemahan ini: "Dengan segala kerendahan diri, puji serta syukur kita hanya teruntuk Tuhan yang satu, Tuhan Yang Agung, Tiada Tuhan Selain-Nya, Allah S.w.t serta shalawat dan salam semoga selalu dilimpahkan kepada junjungan kita, suri tauladan kita, ya Habiballah Nabi Muhammad S.a.w, beserta keluarga, sahabat dan pengikut-pengikutnya hingga akhir zaman".

Sungguh betapa indah dan betapa beruntungnya umat Nabi S.a.w yang hidup di masa Beliau hidup, umat yang ikut setiap jejak langkah Beliau berjihad fi sabilillah di bawah panji La ilaha illallah. Namun sebenarnya kita lebih baik karena kita umat Nabi S.a.w yang hidup di masa Beliau telah wafat berabad-abad lalu tetapi kita selalu mencintai dan merindukan Rasulullah S.a.w dan seharusnyalah bila kita mengaku mencintai dan merindukan Beliau maka ikutilah sunnah-sunnah Beliau tetapi tetap dahulukanlah yang wajib. Sesungguhnya Nabi S.a.w tidak akan puas, tidak akan bahagia, tidak akan senang jikalau seorang dari umat Beliau masih berada dalam neraka.

Wahai Rasulullah S.a.w betapa indahnya dirimu, engkau suri tauladan yang baik.
Wahai Rasulullah engkau adalah sebaik-baik ciptaan yang diciptakan oleh Allah S.w.t.
Wahai Rasulullah S.a.w betapa dinantikannya dirimu, hingga para Nabi sebelummu pun ingin menjadi umatmu.
Wahai Rasulullah S.a.w betapa dicintainya engkau, hinga saat engkau wafat tiada yang percaya bahkan sahabat `Umar berkata: "Tak seorangpun yang kudengar menyebut Rasulullah S.a.w wafat, melainkan ia akan kupancung dengan pedangku ini!"
Wahai Rasulullah S.a.w sungguh diri ini, ruh ini dan seluruh umatmu umat muslim mencintai dan merindukanmu, maka berilah syafa'at kepada kami dihari akhirat nanti agar kami dapat berkumpul dengan engkau di surga Allah S.w.t.
Sungguh tiada kesenangan yang melebihi kesenangan disaat terlantunkan kalimat-kalimat Al-Qur'an.
Sungguh tiada kebahagiaan yang melebihi kebahagiaan disaat teringat akan kabar gembira yang dijanjikan Allah S.w.t dalam setiap ayat Qur'an.
Sungguh tiada kesedihan melebihi kesedihan disaat terbaca kalimallah yang mengabarkan tentang kepedihan yang akan kau berikan kepada orang-orang yang lalai.
Sungguh tiada ketakutan yangt melebihi ketakutan akan azabmu yang pedih.
Dan sungguh tiada ketenangan dan kedamaian yang tercipta layaknya saat terlantunkan lisan dan hati ini mengucap LA ILAHA ILALLAH MUHAMMADUR RASULULLAH.

Ya Allah, semoga buku ini dapat menyegarkan hati umat Islam dan mengabarkan betapa mulianya manusia yang Kau ciptakan sebagai Khataman Nabiyyin. Semoga kami yang mempelajari buku ini Kau masukkan ke dalam golongan orang-orang yang Kau ampuni dosanya dan orang-orang yang mendapatkan syafa'at dari Baginda Nabi Muhammad S.a.w. Amiin ya robbal `Alamiin.

Disalin dari terjemah hadits mengenai Pribadi dan Budi Pekerti Rasulullah S.A.W karya Imam At-Tirmidzi.

Baca online melalui docs google
Download Pdf melalui medifire | 4shared | wordpress (122 Kb)

sumber: http://alkisah.web.id

Chord dan Lirik

Ulasan Film

ad2

Keimanan dan Keyakinan

Olahan Makanan

Tempo Doeloe

Tips dan Trik

Explore Indonesia

Broker Kripto